Kamis, 09 Agustus 2012

Komunikasi Antar Pribadi: Messages and Conversations (The Communication Process)




1st step: OPENING

Phatic Communication adalah pesan yang membentuk hubungan antara dua orang dan membuka saluran untuk interaksi lebih bermakna”
Greeting (Sapaan) terbagi menjadi non verbal dan verbal. Non verbal meliputi handshake, kiss, smile dan hug. Sedangkan verbal seperti “hai, how are you?”
Cara menyapa di berbagai daerah juga berbeda-beda. Di Amerika, dengan berjabat tangan, di Tibet dengan menjulurkan lidah, di Selandia Baru dengan menempelkan hidung.
3 Jenis Opening Lines:
·      Cute – flippant openers : lucu, tidak langsung dan ambigu. Tidak jelas apakah orang yang membuka pembicaraan menginginkan pertemuan yang panjang.
·      Innocuous openers : sangat ambigu. Tidak jelas apakah komentar yang diucapkan memang dilakukan untuk semua orang atau untuk menciptakan pertemuan yang lebih lama.
·      Direct openers : sangat jelas bahwa pembicara sangat menyukai pertemuan tersebut.


2nd step: FEEDFORWARD
Memberikan orang lain gambaran umum dari focus pembicaraan. Contoh :
Apakah kamu tau apa yang terjadi kemarin?
Kita harus membicarakan rencana liburan kita
Saya ingin memberitahukan perkembangan bisnis kita

4 Fungsi Feedforward
·      To Open the Channels of Communication. Untuk memberikan informasi mengenai aturan yang berlaku dalam melakukan interaksi dan juga memberitahukan apakah orang lain bersedia untuk berkomunikasi dengan kita atau tidak.
·      To Preview the Message.  Melihat isi (saya takut bahwa ini adalah berita buruk bagi anda), Tingkat kepentingan (dengarkan berita ini dulu sebelum anda membuat keputusan), Bentuk atau gaya (saya akan memberitahukan semua detailnya), positif – negatif (anda tidak akan menyukai ini tapi inilah yang harus anda ketahui)
·      To Disclaim. Pernyataan untuk memastikan bahwa pesan kita akan dipahami seperti yang kita inginkan dan hal itu tidak memberikan efek negatif bagi kita sendiri. Contoh : “Saya menyetujui keputusan itu, tapi ....”

·      To Altercast. Menempatkan pemerima pesan dalam peran yang spesifik dan meminta tanggapan berdasarkan peran yang dijalankan. Contoh : “Sebagai seorang jurnalis, apakah anda akan merelakan keselamatan anda untuk sebuah kebenaran?”


 3rd step: BUSINESS
Substansi atau Fokus Pembicaraan. Setiap budaya memiliki topik tertentu yang harus dihindari. Misalnya, adu banteng menjadi topik yang menyulitkan kita bila membahasnya dengan orang Meksiko. Umat muslim menjadi lebih sensitif apabila membicarakan mengenai terorisme. Pada kencan pertama hindari pembicaraan mengenai mantan pacar. Mengeluh mengenai gaji atau jatah libur di kantor akan berakibat buruk bagi reputasi kita sendiri.

4th step: FEEDBACK
Feedback atau umpan balik merupakan kebalikan dari feedforward, di mana pada tahapan ini, lawan bicara memberi sinyal timbal balik atas percakapan awal yang dilontarkan, sehingga tahapan business dapat dijawab melalui langkah ini. Kita dapat memberikan umpan balik bahwa kita peduli terhadap suatu pembicaraan orang tersebut yang memberikan informasi. Pesan yang dikirim memberikan reaksi kepada pesan.
Contoh:
“Baiklah, jadiaku yang akan memesan tempat dan kau yang berbelanja”
“Bukankah itu kelas terburuk yang pernah kau ikuti?”
“Jadi, kamu ingin berpisah dengannya?”

Dimensi Feedback:
·      Positive Feedback
Komentar yang diberikan seseorang berupa umpan balik yang positif. Contoh: Senyuman, tepuk tangan, angggukan kepala merupakan sikap setuju yang menandakan bahwa si pembicara harus melanjutkan pembicaraan
·      Negative Feedback
Komentar yang diberikan seseorang berupa umpan balik yang negatif. Contoh: Mengerutkan kening, ejekan, tampak bingung, sikap ketidaksetujuan menandakan bahwa ada yang salah dengan pembicara
·      Person Focused
Feedback terpusat pada oran. Contoh: “Kamu terlihat cantik”, “Kamu mempunyai senyum yang indah”

·      Message Focused
Feedback terpusat pada pesan. Contoh: “Bisakah kamu mengulangi nomornya?”, “Sepatumu bagus sekali”
·      Immediate
Umpan balik (feedback) dikirim secara langsung setelah pesan diterima.. Contoh: Tersenyum atau menyampaikan sesuatu dengan membalas komentarnya langsung secara tatap muka.
·      Delayed
Umpan balik bisa mengalamai penundaan. Contoh: Pada media massa, membalas pesan melalui email atau SMS
·      Low monitoring
Feedback terjadi secara spontan (cepat) dan benar-benar jujur. Contoh:  “Iya, aku paham dengan apa yang ibu guru ajarkan.”
·      High monitoring
Feedback yang disampaikan secara terstruktur untuk memenuhi keinginan publik. Pesan lebih berhati-hati dan lebih spesifik.
·      Supportive
Komentar yang diberikan dapat mendukung seseorang. Contoh: ”Aku setuju denganmu”
·      Critical
Komentar yang diberikan tidak mendukung seseorang, tetapi sedikit di kritik. Contoh: “Idemu bagus tetapi lebih baik lagi kalau...”


5th step: CLOSING
Closing adalah proses di mana pembicaraan ditutup sehingga memberi kesan tertentu pada lawan bicara. Pesan dapat menggunakan nonverbal atau verbal, tetapi bisa juga keduanya dikombinasikan.
Leave-Taking Cues
1.     Reflect Back
Merefleksikan kembali percakapan yang baru dilakukan dan ringkas secara singkat yang mengacu pada percakapan sebelumnya sehingga bisa menjadi sebuah kalimat penutup.
2.     State Desire to End Conversation
Keinginan mengakhiri percakapan secara langsung untuk melakukan kegiatan lain.
3.     Refer to Future Interaction
Berbicara tentang interaksi dan mengarahkan waktu pembicaraan ke yang akan datang.
4.     Ask for Closure
Meminta sebagai penutup: bertanya apa yang ingin anda ketahui.
5.     State That You Enjoyed the Conversation
Menyatakan bahwa anda menyukai berinteraksi dengan lawan bicara dan menikmati percakapan tersebut. 

Rabu, 06 Juni 2012

Cultivate Theory - Mengamati dan Menganalisa Program Kekerasan di Televisi


I
Pendahuluan

Cultivation Theory (Teori Kultivasi) untuk pertama kalinya di gagas oleh George Gerbner bersama dengan rekan-rekannya pada tahun 1969 dalam sebuah tulisan artikel dalam buku bertajuk “Mass Media and Violence”  yang disunting oleh D. Lange, R. Baker dan S. Ball dengan judul “the Television World of Violence”
Awalnya, Gerbner melakukan penelitian tentang “Indikator Budaya” untuk mempelajari pengaruh menonton televisi. Menurut Wood (2000), kata ‘Cultivation’ sendiri merujuk pada proses kumulatif dimana televisi menamkan suatu keyakinan tentang realitas sosial kepada khalayaknya.
Menurut Signorielli dan Morgan (1990 dalam Griffin, 2004), analisis kultivasi merupakan tahap lanjutan dari paradigma penelitian tentang efek media, yang sebelumnya dilakukan oleh George Gerbner yaitu ‘Cultural Indicator’ yang menyelidiki:
a      Proses institusional dalam produksi isi media,
b      Image isi media, dan
c       Hubungan antara pesan televisi dengan keyakinan dan perilaku khalayak.
Di awal perkembangannya, teori kultivasi ini lebih memfokuskan kajiannya pada studi televisi dan audience, khususnya pada beberapa acara kekerasan di televisi. Namun, dalam perkembangannya, ia juga bisa digunakan untuk kajian di luar tema kekerasan.
Gerbner bersama beberapa rekannya kemudian melanjutkan penelitian media massa tersebut dengan memfokuskan pada dampak media massa dalam kehidupan sehari-hari melalui Cultivation Analysis. Dari analisis tersebut diperoleh berbagai temuan yang menarik dan orisional yang kemudian mengubah keyakinan orang banyak tentang relasi antara televisi dan kehidupan nyata. Karena penelitian ini ada kaitannya dengan ‘menjamurnya’ acara kekerasan di televisi dan meningkatnya angka kejahatan di masyarakat, maka temuan penelitian ini lebih terkait dengan efek kekerasan di media televisi terhadap persepsi khalayaknya tentang dunia tempat mereka tinggal.
Salah satu temuan terpenting adalah bahwa penonton televisi dalam kategori berat (heavy viewers) mengembangkan keyakinan yang berlebihan tentang dunia sebagai tempat yang berbahaya dan menakutkan. Sementara kekerasan yang mereka saksikan ditelevisi menanamkan ketakutan sosial (social paranoia) yang membangkitkan pandangan bahwa lingkungan mereka tidak aman dan tidak ada orang yang dapat dipercaya. Media mempengaruhi penonton dan masing-masing penonton itu menyakininya. Jadi, para pecandu televisi itu akan punya kecenderungan sikap yang sama satu sama lain.


II
Asumsi Teori

Secara keilmuan untuk menunjukan bahwa televisi sebagai media yang mempengaruhi pandangan kita terhadap realitas sosial, para peneliti cultivation analysis bergantung kepada empat tahap proses:
1.     Message system analysis: menganalisis isi program televisi.
2.     Formulation of question about viewers’ social realities: pertanyaan yang berkaitan dengan seputar realitas sosial penonton televisi.
3.     Survey the audience: menanyakan kepada mereka seputar apa yang mereka konsumsi dari media, dan
4.     Membandingkan realitas sosial antara penonton berat dan orang yang jarang menonton televisi (penonton ringan).
Keempat tahap ini dapat disederhanakan menjadi dua jenis analisis:
1.     Analisis isi (content analysis): mengidentifikasikan acara utama yang disajikan oleh televisi.
2.     Analisis khalayak (audience research): melihat pengaruh acara tersebut pada penonton.
Gerbner dan kawan-kawan mulai memetakan kandungan isi pada prime time dan program televisi bagi anak-anak diakhir pekan. Ia menyatakan bahwa televisi sebagai salah satu media modern, telah memperoleh tempat sedemikian rupa dan sedemikian penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat.
Teori kultivasi melihat bahwa penonton televisi lebih dapat mempercayai apa yang ditampilkan oleh televisi berdasarkan seberapa banyak mereka menontonnya. Berdasarkan banyaknya waktu yang dihabiskan untuk menonton, maka penonton televisi dikelompokkan dalam dua kategori yakni light viewer (penonton ringan: menonton rata-rata dua jam perhari atau kurang dan hanya tayangan tertentu) dan heavy viewer (penonton berat: menonton rata-rata empat jam perhari atau lebih dan tidak hanya tayangan tertentu).

Asumsi dasar teori:
1.     Televisi merupakan media yang unik.
Keunikan tersebut ditandai oleh karakteristik televisi yang bersifat:
a.     Pervasive: menyebar dan hampir dimiliki seluruh keluarga,
b.     Accessible: dapat diakses tanpa memerlukan kemampuan literasi atau keahlian lain, dan
c.      Coherent: mempersentasikan pesan dengan dasar yang sama tentang masyarakat melintasi program dan waktu.
2.     Semakin banyak seseorang menghabiskan waktu untuk menonton televisi, semakin kuat kecenderungan orang tersebut menyamakan realitas televisi dengan realitas sosial.
Menurut asumsi ini, dunia nyata (real world) dipersamakan dengan dunia rekaan yang disajikan media tersebut (symbolic world). Penonton mempersepsi apapun yang disajikan televisi sebagai kenyataan sebenarnya. Namun, teori ini tidak mengeneralisasikan pengaruh tersebut berlaku untuk semua penonton, melainkan lebih cenderung pada penonton dalam kategori heavy viewer (penonton berat).
Heavy viewer mempersepsi dunia ini sebagai tempat yang lebih kejam dan menakutkan ketimbang kenyataan sebenarnya. Fenomena inilah yang kemudian dikenal sebagai “the mean world syndrome” (sindrom dunia kejam) yang merupakan sebentuk keyakinan bahwa dunia sebuah tempat yang berbahaya di mana sulit ditemukan orang yang dapat dipercaya, dan banyak orang di sekeliling kita yang dapat membahayakan diri kita sendiri.
3.     Penonton ringan (light viewers) cenderung menggunakan jenis media dan sumber informasi yang lebih bervariasi (baik komunikasi bermedia maupun sumber personal), semantara penonton berat (heavy viewers) cenderung mengandalkan televisi sebagai sumber informasi mereka.
Asumsi ini menyatakan, kelompok penonton yang termasuk kategori berat, umumnya memiliki akses dan kepemilikan media yang lebih terbatas dengan mengandalkan televisi sebagai sumber informasi dan hiburan mereka. Itulah sebabnya kemudian mereka membentuk gambaran tentang dunia dalam pikirannya sebagaimana yang digambarkan televisi. Sebaliknya, kelompk light viewers memiliki akses media yang lebih luas, sehingga sumber informasi mereka menjadi lebih variatif.
Menurut teori ini, media massa khususnya televisi diyakini memiliki pengaruh yang besar atas sikap dan perilaku penontonnya (behavior effect). Teori ini lebih cenderung berbicara pengaruh televisi pada tingkat komunitas atau masyarakat secara keseluruhan dan bukan pada tingkat individual. Teori ini juga berpendapat bahwa pemirsa televisi bersifat heterogen dan terdiri dari individu-individu yang pasif yang tidak berinteraksi satu sama lain. Namun, mereka memiliki pandangan yang sama terhadap realitas yang diciptakan media tersebut.
4.     Terpaan pesan televisi yang terus menerus menyebabkan pesan tersebut diterima khalayak sebagai pandangan konsensus masyarakat.
Terpaan televisi yang intens dengan frekuensi terus menerus, membuat apa yang ada dalam pikiran penonton televisi sebangun dengan apa yang disajikan televisi. Mereka menganggap bahwa apapun yang muncul di televisi sebagai gambaran kehidupan sebenarnya.
5.     Televisi membentuk mainstreaming dan resonance.
Mainstreaming diartikan sebagai kemampuan memantapkan dan menyeragamkan berbagai pandangan di masyarakat tentang dunia di sekitar mereka. Dalam proses ini televisi pertama kali akan mengaburkan (blurring), kemudian membaurkan (blending) dan melenturkan (bending). Sedangkan resonance mengimplikasikan pengaruh pesan media dalam persepsi realita dikuatkan ketika apa yang dilihat orang di televisi adalah apa yang mereka lihat dalam kehidupan nyata.
6.     Perkembangan teknologi baru memperkuat pengaruh televisi.
Teknologi pendukung tidak akan mengurangi dampak televisi sebagai sebuah media, tetapi akan meneguhkan dan memperkuat.
Bukti utama asumsi cultivation analysis berasal dari analisis isi pesan televisi Amerika secara sistematis yang dilakukan selama beberapa tahun dan menunjukan distorsi realitas yang konsisten dalam hubungannya dengan keluarga, pekerjaan dan peran, usia lanjut, mati dan kematian, pendidikan, kekerasan dan kejahatan. Jadi, meskipun televisi bukanlah satu-satunya sarana yang membentuk pandangan kita tentang dunia, televisi merupakan salah satu media yang paling ampuh, terutama bila kontak dengan televisi yang sangat sering dan berlangsung dalam waktu lama.

III
Aplikasi Teori

Berikut beberapa contoh aplikasi teori kultivasi:
1.    Di negara kita pada tiga tahun terakhir ini, program acara sinetron yang diputar televisi swasta Indonesia nyaris seragam. Misalnya Putih Abu-Abu di stasiun SCTV.
-       Sinetron tersebut memberikan gambaran tentang konflik antar orang tua dan anak. Contohnya ketika ada etika berperilaku terhadap orang tua yang tidak sopan.
-       Konflik sesama teman (perkelahian) karena adnaya kesirikan. Sering sekali hal ini terjadi antar sesama wanita yang sirik satu dengan yang lainnya. Ada satu bagian dimana salah satu pemeran laki-laki berkelahi dengan genk motor.
-       Penggunaan bahasa yang tidak baik. Munculnya bahasa baru seperti “Kamseupay” yang berarti konotasi negatif.
-       Adanya adegan penindasan dan penggambaran kehidupan pelajar yang tidak pantas. Salah satu contoh yaitu tokoh yang bernama Angel digambarkan sebagai sosok yang sombong, angkuh, dan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan sesuatu. Hal tersebut memberikan contoh yang tidak baik kepada masyarakat. Apalagi bila tayangan sinetron ini ditonton oleh anak-anak yang belum mengerti apa-apa. Anak tersebut menganggap berbuat curang dan kasar adalah hal yang wajar.
-       Kehidupan kaum sosialita yang sombong. Dalam sinetron ini kita seperti diajarkan untuk berteman dengan orang yang strata nya sederajat dengan kita, dan tidak boleh berteman dengan "rakyat jelata".
-       Tata cara berpakaian dalam sinetron ini juga tidak pantas untuk dicontoh. Contohnya penggunaan seragam yang tidak sesuai aturan, seperti kemeja ketat yang tidak dimasukkan dan rok mini.
Para pecandu berat televisi terutama anak-anak akan mengatakan bahwa di masyarakat sekarang konflik anak dan orang tua, kesombongan dan perkelahian sudah menjadi tabu.
Termasuk di sini konflik antara orang tua dan anak. Penonton akan mengatakan saat ini semua anak memberontak kepada orang tua tentang perbedaan antara keduannya, seperti “orang tua kuno, ketinggalan zaman.” Mereka yakin bahwa televisi adalah potret sesungguhnya dunia nyata. Padahal seperti yang bisa dilihat, tidak sedikit anak-anak yang masih hormat atau bahkan masih mengiyakan apa yang dikatakan orang tua mereka.
Contoh lain sinetron Rahasia ilahi yang hampir ditanyangkan oleh semua televisi swasta. Para pecandu berat televisi (heavy viewers) akan menganggap bahwa apa yang terjadi di televisi itulah dunia realitas. Mereka beranggapan bahwa Tuhan itu kejam, pendendam, tukang siksa dan sebagainya. Seperti itulah anggapan orang terhadap Tuhan. Pada hal Tuhan yang sebenarnya adalah Zat yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang tidak seperti yang tergambarkan pada beberapa adegan pada sinetron Rahasia Ilahi.
2.    Judul Film            : Naruto
Genre film            : Kartun (anak-anak)
Stasiun             : Global tv
Pengamatan:
Naruto adalah salah satu film kartun anak-anak yang ditayangkan oleh stasiun salah satu stasiun swasta (Global). Sebagai film kartun yang akan ditonton oleh banyak anak-anak, menurut saya film ini kurang sesuai untuk anak-anak karena banyak mengandung aksi-aksi kekerasan. Aksi-aksi kekerasan seperti pemukulan, pembunuhan kerap dipertontonkan dalam film ini. Tentu saja hal tersebut bisa mempengaruhi anak-anak untuk melakukan tindakan kekerasan pula, dengan meniru adegan-adegan di film naruto, karena tv adalah media massa audio visual yang dapat dilihat secara langsung dan dapat dengan mudah mempengaruhi penontonnya, khusunya bagi penonton berat. Selain itu film ini juga sering kali mempertontonkan hal-hal yang berbau pornografi, walapun memang tidak terlalu banyak, tetapi tetap saja hal tersebut dapat mempengaruhi anak-anak yang sering menonton.

3.    Siding kasus pembunuhan di pengadilan negeri Sungguminasa,gowa,Sulawesi Selatan,ricuh, Kamis (31/5) keluarga korban beradu argumen serta bertengkar dengan keluarga tersangka.
Keributan ini dimulai sebelum siding dimulai. Sebabnya adalah amukan puluhan keluarga terdakwa berorasi di depan pengadilan. Mereka semua menuntut untuk membebaskan enam tersangka. Dasarnya adalah apa yang mereka perbuat sesuai hokum adat. : yaitu pezinah harus di bunuh.
Akhirnya tanpa banyak bicara lagi keluarga terdakwa dan keluarga korban saling bertengkar dengan hebat, untungnya dapat di atasi oleh puluhan aparat keamanaan.
Kasus pembunuhan ini terjadi di Gowa, Sulawesi Selatan. Korban yang bernama Ahmad tewas seketika  setelah di keroyok oleh enam terdakwa. Ahmad kedapatan berzinah dengan istri majikannya.s
Kesimpulan:
Menurut saya seharusnya para terdakwa tidak melakukan hal tersebut karena meskipun telah melakukan kesalahan (dengan berzinah dengan majikan) akan tetapi sudah ada peraturan dan hukumnya tersendiri tidak perlu membabi buta dengan mengeroyok (unsur kekerasan) korban hingga korban meninggal

IV
Penutup

Demikian sekelumit contoh-contoh aplikasi teori kultivasi. Teori kultivasi sebenarnya menawarkan kasus yang sangat masuk akal, khususnya dalam tekannya pada kepentingan televisi sebagai media dan fungsi simbolik di dalam konteks budaya. Akan tetapi, teori ini tidak lepas dari sasaran kritik. Perilaku kita boleh jadi tidak hanya dipengaruhi oleh televisi, tetapi oleh banyak media yang lain, pengalaman langsung, orang lain yang berhubungan dengan kita dan sebagainya.
Walau banyak kritik terhadap teori ini, namun demikian dalam kenyataannya teori ini memang dapat kita lihat pada masyarakat, terutama pada anak-anak. Anak sebagai penonton, masih mudah dipangaruhi oleh pesan-pesan yang disajikan televisi.









DAFTAR PUSTAKA

Ardianto, Elvinaro, Lukiati Komala E. 2004. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Devito, Joseph A., 1997. Komunikasi Antarmanusia Kuliah Dasar. Jakarta: Professional Books.

Dominick, Joseph R. 1990. The Dynamic of Mass Communication. New York: Random House.

Griffin, Emory A. 2004. A First Look At Communication Theory. New York: McGraw-Hill.

Infante, Dominic A, Andrew S. Rancer & Deanna F. Womack. 2003. Building Communication Theory. Long Grove: Waveland Press.

Mc Quail, Denis. 1987. Teori Komunikasi Massa Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga.

Wood, JT. 2000. Communication Theories in Action. California: Belmont

www.aber.uk/media/documents/short/cultiv.html, Cultivation Theory Week Eleven Lecture 24, cultivation theory by George Gerbner.

www.asudayton/edu/com/faculty/kenny/cultivation.html, George Gerbner Cultivation Theory.

Telepon Seluler sebagai Media Komunikasi Massa


Fenomena baru terjadi di dunia komunikasi dan informasi. Kini, media massa tidak lagi dikuasai oleh media massa tradisional seperti surat kabar, majalah, televisi, radio, ataupun media massa yang biasa digunakan sebagai alat promosi. Setelah kehadiran media online yang cukup fenomenal dan mampu menguak beberapa isu di tanah air, bahkan menggerakkan hati massa, kini, telah hadir sebuah bentuk media massa ketujuh yang memiliki potensi untuk industri bisnis tanah air, yaitu telepon seluler(ponsel).

Telepon selular (ponsel) atau handphone (HP) adalah perangkat telekomunikasi elektronik yang mempunyai kemampuan dasar yang sama dengan telepon konvensional saluran tetap, tetapi ponsel dapat dibawa ke mana-mana dan tidak perlu disambungkan dengan jaringan telepon yang menggunakan kabel atau wireless. Saat ini, Indonesia mempunyai dua jaringan telepon nirkabel yaitu sistem GSM (Global System for Mobile Telecommunications) dan system CDMA (Code Division Multiple Access).

Kebangkitan telepon seluler sebagai media ke-7

Ada tiga hal yang menandai kebangkitan era telepon seluler sebagai media massa ketujuh ini. 
Pertama, jumlah pemegang ponsel yang begitu besar. Saat ini, pemegang ponsel di dunia sudah mencapai angka empat milyar pengguna. Khusus untuk wilayah Indonesia, diperkirakan ada 150 juta pelanggan ponsel. Jika, kita asumsikan dari total pelanggan ada 20 Juta pelanggan memiliki 2 ponsel, maka ada 110 juta penduduk yang memiliki ponsel yang aktif. Jumlah ini tentunya sudah sangat memenuhi kriteria massa.
Kedua, variasi bentuk SMS (Short Message Service) sebagai fitur-fitur yang mendukung seperti EMS (Enhanced Messaging System) dan MMS (Multimedia Messaging System). EMS ialah pesan yang dikirim tidak hanya dalam bentuk text, melainkan berbentuk suara atau gambar. Kemudian MMS dapat menyempurnakannya, dimana pesan yang dikirim dapat dikemas dengan membawa 3 unsur, yaitu gambar, suara, dan text sekaligus. EMS dan MMS dapat disiarkan dari satu aplikasi ke banyak pelanggan sekaligus, sehingga pemilik pesan dapat mengemas pesannya dalam format yang lebih banyak daripada sekedar tulisan singkat. Penyedia jasa telepon genggam di beberapa Negara menyediakan layanan generasi ketiga (3G) dengan menambahkan jasa videophone sebagai alat pembayaran, maupun untuk televisi online di telepon genggam pengguna. Sekarang, telepon genggam menjadi gadget yang multifungsi. Dengan perkembangan teknologi digital, kini ponsel juga dilengkapi dengan berbagai pilihan fitur, seperti bisa menangkap siaran radio, televisi, mendengarkan lagu atau MP3, video, kamera digital, game, dan layanan internet seperti WAP, GPRS dan 3G. Selain fitur-fitur tersebut, ponsel sekarang sudah ditanamkan fitur komputer. Jadi di setiap ponsel, orang bisa mengubah fungsi ponsel tersebut menjadi mini komputer. Di dunia bisnis, fitur ini sangat membantu bagi para pebisnis untuk melakukan semua pekerjaan di satu tempat dan membuat pekerjaan tersebut diselesaikan dalam waktuyang singkat. Fakta ini tentunya semakin memperkuat predikat ponsel sebagai media massa. 
Fakta yang ketiga adalah tersedianya fungsi internet di ponsel. Konvergensi internet dan telekomunikasi mengembangkan aplikasi baru sehingga ponsel beralih fungsi menjadi alat untuk mengakses internet. Dengan internet, format pesan yang disiarkan lebih banyak lagi. Ditambah pula, bahwa sekarang Operator Seluler ramai-ramai menawarkan fitur akses internet berkecepatan tinggi. Fakta ini didukung oleh pola komunikasi masyarakat yang senang mengakses internet menggunakan ponsel untuk sekedar cek e-mail, browsing, hingga beraktivtas di situs jejaring sosial.

60% orang membawa ponsel ke tempat tidur setiap malam.

Masyarakat dapat merubah perilakunya dengan teknologi ini. Dahulu, sebelum ada ponsel, orang-orang menggunakan jam tangan untuk mengetahui waktu. Namun, dengan adanya alat teknologi canggih, orang-orang lebih menggunakan melihat waktu menggunakan ponsel dibandingkan dengan melihatnya di jam tangan. Lebih kronis lagi, orang-orang tetap saja melihat waktu di ponsel padahal ia sudah memakai jam. Tidak hanya itu, tidak segan-segan juga masyarakat membawa ponsel ke tempat tidur, atau bahkan secara fisik tidur dengan ponsel. Mereka beranggapan bahwa membawa ponsel ke tempat tidur sekarang itu sebagai jam alarm. Beberapa orang lainnya menggunakannya untuk mengirim atau menerima pesan saat larut malam, atau untuk membuat (atau  mengharapkan) panggilan malam hari. 
Sebuah studi oleh Universitas Katolik Leuwen di Belgia menemukan bahwa mayoritas remaja mengirim pesan teks dari tempat tidur. Ponsel adalah hal terakhir yang mereka lihat sebelum tertidur dan hal pertama yang dilihat ketika bangun. Sebuah studi oleh Unisys mengungkapkan bahwa jika kita kehilangan dompet kita, kita melaporkannya dalam 26 jam. Jika kita kehilangan kami ponsel, kita melaporkannya dalam 68 menit. Sebuah studi oleh NTT DoCoMo operator nirkabel terbesar (operator selular) dari Jepang menemukan bahwa 60% dari semua akses data nirkabel dengan ponsel dilakukan di dalam ruangan, sering secara parallel dengan menonton TV atau internet di PC.

PC Population
M-Banking
Penampilan singkat di konvergensi juga dari industri yang terlibat, dalam cara internet, TV dan ponsel yang berkumpul dan bagaimana industri kartu perbankan atau kredit dan iklan yang bergabung ke dalam konvergensi yang cepat. Fitur ponsel dan telepon telah menunjukkan bagaimana mereka menambahkan fungsi baru dari komunikasi.
Setiap ponsel dapat menangani pembayaran. Ada beberapa awal contoh di Amerika Serikat dan Kanada, sehingga beberapa mungkin menemukan konsep yang masuk akal. Walaupun demikian, dengan mengingat bahwa membawa ponsel kemana-mana, kita dapat melakukan pembayaran. Melakukan pembayaran pada telepon seluler sebagai gantinya. Hanya klik tombol, dan pembayaran tagihan muncul di depan Anda. Pembayaran dengan menggunakan ponsel sangat banyak digunakan. Membayar sewa parkir, membayar taksi, membayar tiket pesawat atau kereta, membayar izin memancing dengan ponsel anda, membayar gaji penuh langsung ke rekening bank dan membayar bensin di pom bensin. Masyarakat berubah dengan layanan nirkabel pada ponsel.

Powerfull media platform
Seperti 31% dari semua konsumen dolar di seluruh dunia, dihabiskan untuk musik ponsel. Itu dimulai dengan nada dering, tetapi saat ini orang-orang menghabiskan layanan nada dering, ringback tone, dan lainnya. Dalam videogaming kita melihat pola yang sama. Pada tahun 2007 sudah 20% dari perangkat lunak videogaming datang dari game ponsel. Industri terbaru untuk menemukan ponsel sebagai platform pengiriman TV. Ponsel pertama dengan tuner TV digital sudah dijual, lebih dari dari jumlah pelanggan ponsel menonton siaran TV penuh pada ponsel.  

Kesenjangan SMS
Lebih dari 2,5 miliar orang adalah pengguna aktif SMS pesan teks pada tahun 2007. Sementara, dari 1,3 miliar pengguna internet, hanya 1,2 miliar pengguna aktif email yang mempertahankan 2 miliar account emailnya. Jadi dari 6,6 miliar penduduk, hanya 18% dapat dicapai melalui email. 

Fungsi dan fitur
Handphone memiliki dampak positif dan negatif. Handphone pada saat ini tidak hanya digunakan oleh kalangan dewasa saja. Sekarang anak-anak pun sudah banyak yang memiliki handphone dengan kecanggihan yang tidak kalah dengan handphone orang dewasa. Sehingga dampaknya terjadi tidak hanya pada orang dewasa tetapi juga pada anak-anak. Penggunaan telepon selular secara tidak langsung juga dinilai dapat mempengaruhi lingkungan pergaulan anak-anak.

Kepemilikan telepon selular oleh anak berkaitan dengan perkembangan psikologisnya khususnya dalam mengembangkan kemampuan berinteraksi sosial dan komunikasi serta keinginan untuk diterima di pergaulannya. Selain itu dampak negatif dari perkembangan teknologi hadphone terjadi juga pada orang dewasa diantaranya mengurangi sifat sosial manusia karena cenderung lebih suka berhubungan lewat internet daripada bertemu secara langsung (face to face). Dari sifat sosial yang berubah dapat mengakibatkan perubahan pola masyarakat dalam berinteraksi. Manusia menjadi malas untuk bersosialisasi dengan teman dan lingkungan sekitar. Dengan fasilitas yang dimiliki oleh HP, maka di zaman yang serba canggih dan modern ini segalanya bisa dilakukan dengan duduk di tempat tanpa perlu beranjak dari tempat duduk dan meninggalkan aktivitas seseorang. Memang akan menjadi lebih mudah tetapi orang akan lebih tidak peduli dengan rasa sosial. Dengan semakin maju perkembangan teknologi handphone semakin membantu oran-orang dalam melakukan segala aktifitas, karena handphone dapat dikatakan sebagai ‘indentitas seseorang’.

Living With the Internet



It’s hard to imagine what life was like before the Internet, isn’t it? But, on the other hand, with the Internet, we can get many advantages. With Internet, we can make our live feel so easier than before. For example, with the Internet, people can get, transferred even lost their money easier with the Internet. We no need to queue to retrieve or save our money because we have online banking access. So, we just keep in touch with our gadget and Internet, and we can get anything even it is impossible to do it by that time. Not only in bank access, but also in our life. We need to talk to each other and need someone to share, because we are one of the social beings. Due to the Internet, we can get many friends, although we never met in face-to-face with them before. With the Internet, we can communicate with our relatives even in the far distances. How it does work? We can use social media, such as Skype for video calling, Facebook for share picture or chit-chat, Twitter for say hi or to find out what people are doing, etc.
Nowadays, people like to get shopping, especially for women. Since the Internet was founded, online shopping was familiar. We just ‘play’ in Internet, pressing the button on our gadget, search what we want to buy, get contact with the seller, talk about the payment and your need will come as soon as possible. In additions give the profit to the buyer, the seller will get more profit to. If you had something that you wanted to sell, you just ran an ad in your blog or status and your client will come. Asides of the Internet get the advantages for us, Internet also have a negative impact to us if we can’t use it well. With Internet, we prefer to communicate our relatives via Internet rather than met with them by face-to-face. The nature of Internet is “available” that makes anyone can access the Internet. So that, there is no limit of time, distance, gender even ages. In short, use your Internet as possible as you can.

Jumat, 20 April 2012

Apakah tablet PC (iPad) Menjadi Pembunuh atau Penyelamat Media Cetak?

Maraknya kecanggihan teknologi menjadi salah satu alasan mengapa orang-orang memilih teknologi baru yang lebih mudah walaupun harus mengocek dompet lebih dalam. Namun, teknologi canggih seperti saat ini dapat diibaratkan seperti pisau. Di satu sisi, teknologi menjadi penyelamat kehidupan karena bisa memudahan kita dalam mengakses berita, lebih cepat mendapatkan informasi dan efisien untuk dibawa kemana-mana, tetapi di satu sisi teknologi tersebut juga membahayakan kehidupan apabila kita tidak berhati-hati menggunakannya.
Menurut pendapat saya, kecanggihan teknologi saat ini tidak dapat ‘membunuh’ adanya media cetak atau menjadi penyelamat media cetak, walaupun mungkin akan mengurangi pemakaian dalam menggunakan media cetak seperti koran, majalah dan tabloid.

Seperti yang kita ketahui, tablet PC (iPad) yang dilengkapi dengan layar sentuh, ukuran yang kecil, ringan, efisien, banyak aplikasi memadai seperti kamera, musik, video dan lainnya memang dapat ‘memanjakan’ para pecinta gadget. Kita tidak perlu lagi menunggu koran di pagi hari, tidak perlu lagi membuka halaman koran yang besar, hanya dengan sentuhan ringan kita dapat menjelajahi lebih banyak informasi daripada isi dari koran biasanya.
Dengan adanya tablet PC (iPad) dapat memudahkan kita dalam berkomunikasi, mencari informasi dimanapun dan kapanpun. Terutama dengan para remaja yang ingin menggunakan hal-hal instan. Sudah jarang sekali remaja yang mencari infromasi melalui media cetak seperti koran dan majalah. Selain terlalu rumit dengan cara membacanya, mencari bahan bacaan yang kita inginkan menjadi semakin sulit dicari.
adanya alat teknologi yang memudahkan kita dalam menjelajah dunia dalam sekali geser saja, dunia percetakan, buku-buku dan majalah akan mengalami isu-isu ‘kematian’. Bagaimana tidak, orang-orang lebih memilih kepada sesuatu yang memudahkan hidupnya, efisien, dan tingkat kegengsian tinggi yang jika kita mempunyai alat teknologi semakin canggih, maka label kekayaan yang kita miliki akan meningkat.

Di komplek perumahan saya sendiri, sudah banyak orang yang berhenti berlangganan koran karena mereka sendiri lebih prefer kepada sesuatu yang baru, canggih dan menarik. Tidak hanya tablet PC, smartphone juga berpengaruh kepada masyarakat, tetapi dampaknya tidak terlalu besar dengan hadirnya tablet PC. Dengan menggunakan tablet PC, kita dapat mendownload aplikasi koran yang kita inginkan. Kompas misalnya. Cukup dengan membayar iuran bulanan, kita bisa menikmati berita-berita terhangat yang cepat dan infromatif dalam satu bulan.
Mungkin media cetak sekarang ini sedang mengalami krisis teknologi. Sama halnya dengan kantor pos yang kehilangan eksistensinya pasca hadirnya internet dan handphone yang merajalela.
Dengan hadirnya tablet PC, merupakan tantangan bagi media cetak dalam hal informasi. Jika di bandingkan, mungkin sangat jauh perbedaannya, tetapi itu semua tidak membuat media cetak menjadi ‘mati’. Mungkin ada pergeseran dari media cetak ke tablet PC, tetapi itu tidak banyak, tetap saja media cetak seperti koran sangat dibutuhkan. Terutama untuk para orang-orang yang tidak mengerti gadget canggih, dan untuk para masyarakat menengah bawah. Tidak semua masyarakat akan mempunyai tablet PC, terutama Indonesia yang penghasilan masyarakat pertahunnya dibawah rata-rata. Perusahaan koran-koran ternama saat ini juga sudah berevolusi, tidak hanya sebagai media cetak, tetapi bisa kita akses di tablet PC, smartphone atau di laptop.
Untuk para kalangan menengah atas, tablet PC mungkin sangat dibutuhkan. Selain mudah dibawa kemana-mana, pembaca juga tidak sulit untuk membuka halaman koran yang besar. Saya sendiri tidak suka membaca koran karena sulit untuk membuka halaman per halamannya. Namun, dengan hadirnya tablet PC, saya jadi sering membaca koran elektronik, padahal dulunya saya tidak suka membaca koran. Inilah yang dinamakan media cetak diselamatkan oleh tablet PC.

Mungkin saat ini iPad yang unggul dalam urusan tablet PC. Namun, kedepannya, orang-orang akan merasa jenuh dan sangat membutuhkan media cetak dalam kehidupannya. Orang-orang akan kembali dalam kehidupannya lamanya. Bayangkan saja, ketika banyaknya provider kartu yang menawarkan paket berlangganan murah untuk iPad yang sudah digunakan oleh berjuta-juta masyarakat Indonesia, pasti nantinya akan mengalami kelambatan informasi. Seperti halnya saat ini. Banyak sekali masyarakat yang mengeluhkan “pending” karena provider terlalu sibuk dengan banyaknya peminat yang menggunakan. Jika seperti itu permasalahannya, ketika anda ingin membaca berita hangat hari ini, lalu anda mendownload atau menunggu update terbaru dari koran Kompas atau Jawapos. Dengan kecepatan teknologi 3G sekarang yang notobanenya sangat lambat, kita masih membutuhkan sekitar 30 menit atau paling cepat 15 menit untuk mendownload halaman atau e-book sebesar 400 mb, itupun jika lancar. Padahal penjual-penjual koran sekarang ini sudah banyak di tempat-tempat lingkungan dari yagn strategis sampai yang tidak stategis.

Memang sangat mudah membawa tablet PC kemanapun, tetapi sangat resiko dan merepotkan juga. Kita harus mencharge-nya ketika baterenya sudah habis. Dengan koran, kita tidak perlu mengisi ulang batere yang sudah habis, tidak perlu lagi kesulitan dalam mencari signal ketika berada di tempat terpencil. Koran saat ini sudah memasuki bagian terpencil sekalipun seperti di desa-desa.
Berita di tablet PC tidak abadi. Sewaktu-waktu halaman web dapat berubah-ubah bahkan dihapus oleh pemiliknya. Kalaupun kita ingin mengabadikan berita, kita harus mencetak ulangnya lagi dengan harga yang mahal. Dengan koran, kita tidak perlu bekerja dua kali. Tingkat kreatifitas kita juga dapat diuji degan cara memuat kliping. Bahkan, koran saat masa kemerdekaan saja sampai sekarang masih ada di museum.
Rasa dalam membaca koran dan membaca di tablet PC juga berbeda. Mata kita lebih cepat jenuh, lelah, dan pegal karena pantulan sinar yang terkadang tidak sesuai dengan lingkungan kita membaca.
Intinya, tablet PC dapat menyelamatkan media cetak dari masalah ‘kematian’ dengan cara yang berbeda dan butuh penyesuaian. Media cetak tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat, walaupun harus mengalami penurunan, tetapi media cetak tetap akan di butuhkan masyarakat.

Kompas; Ekspedisi Cincin Api

Indonesia merupakan salah satu Negara yang dilingkari gunung api Asia Pasifik yang merupakan daerah berpotensi mengalami gempa bumi dan letusan gunung merapi. Indonesia memiliki 127 gunung berapi yang pada saat ini ada sekitar 22 gunung berapi yang dinyatakan aktif. Untuk itu, Kompas Group melakukan Ekspedisi Cincin Api yang berlangsung kurang lebih selama satu tahun yang dikuti oleh para jurnalis Kompas. Walaupun mereka belum mempunyai skill pendaki gunung, tetapi karena kecintaannya kepada Indonesia dan untuk menguak misteri peradaban gunung merapi di Indonesia, mereka sanggup untuk meliput tentang gunung-gunung merapi yang ada di Indonesia, dimulai dari Tambora dan berakhir di Mentawai yang tentunya selama perjalanan tersebut, mereka di dampingi oleh tim ahli di bidang masing-masing. Selain karena bentuk kecintaannya dengan tanah air, Kompas Group dan jurnalis Kompas lainnya melakukan ekspedisi tersebut dengan tujuan agar masyarakat lebih aware atau lebih waspada tentang bahayanya gunung api.

Dalam ekspedisinya tersebut, tim ekspedisi telah melalui sungai, danau, bukit, gunung, jalanan terjal, masuk ke perkampungan hingga mereka melewati Jalur Artopodo yang merupakan jalur tersulit di Semeru.

Dalam acara talkshow Ekspedisi Cincin Api di Universitas Multimeda Nusantara (Kamis, 15 Maret 2012) yang dihadiri oleh jurnalis yang berasal dari Kompas harian, Kompas dotcom, dan Kompas TV. Salah satunya adalah Amir Sodikin selaku jurnalis dari Kompas harian, mengatakan bahwa Ekspedisi Cincin Api dibuat berbeda dengan jurnalisme lainnya. Ekspedisi Cincin Api dibuat dengan menggunakan prinsip 3M, yaitu Multimedia, Multichannel, dan Multiplatfom.

"Seminar Ekspedisi Cincin Api, Kompas Group di Universitas Multimedia Nusantara"


Dalam ekspedisi perjalanan, tim Kompas Group membuat suatu inovasi terbaru di media Indonesia dengan sebutan Gambar 360 Derajat. Salah satu kameraman dari Kompas yang membuat Gambar 360 Derajat ini membagikan tips bagaimana cara mengoperasikannya.

Foto 360 derajat adalah foto yang dapat diputar penuh secara 360 derajat atau dengan kata lain kita dapat melihat foto dalam 360 derajat di sekeliling lingkungan foto.
Cara membuat: mengambil gambar di sekeliling yang ingin diabadikan dengan cara memotret tempat tersebut menggunakan kamera secara berurutan dari kiri ke kanan secara bertahap atau bisa juga dari atas ke bawah maupun sebaliknya. Cara pengambilan gambar menggunakan kamera DSLR yang ditancapkan ke tripod khusus yang bisa diputar 360 derajat sehingga kamera dapat berputar ke segala arah dengan cepat dan teratur. Untuk membuat gambar 360 derajat, kita tidak hanya mengambil satu gambar, jadi harus memerlukan banyak gambar. Setelah itu foto-foto tadi di masukkan ke dalam komputer untuk di edit di software yang sudah tersedia. Fot otersebut di gabungkan sehingga menjadi satu gambar yang melingkat. Tahap selesai dan kita dapat menikmati foto tersebut dengan menscroll atau memutar view gambar tersebut.
Contoh foto 360 derajat:

http://ekspedisi.kompas.com/cincinapi/index.php/photo360/0


Karakteristik dari setiap gunung merapi:
1. Berkaitan dengan kehidupan masyarakat.
2. Hubungan spiritual yang sangat kuat antara gunung dengan kehidupan masyarakat.
3. Pusat penelitian orang luar (dari Negara asing)
4. Lereng gunung merupakan pusat ekonomi, tanah yang subur dan kekayaan melimpah yang merupakan ‘jantung’ mata pencaharian penduduk local sekitar.



TOBA: “Toba Mengubah Dunia”

Toba yang merupakan gunung api raksasa pernah meletus dahsyat yang menyebabkan perubahan iklim dunia, terutama di Eropa kehilangan musim panas dan nyaris menamatkan seluruh umat manusia. Awan panas raksasa yang dikeluarkan nyaris menutupi bumi yang menciptakan kegelapan total selama enam tahun. Suhu bumi pun berubah hingga lima derajat celcius. Toba juga memberikan dampak dari letusannya kepada bumi yaitu suhu bumi yang meninggi selama 1000 tahun zaman es. Pada saat itu masyarakat yang dapat bertahan hidup hanya 10.000 pasangan yang mempunyai fisik yang kuat dan dapat beradaptasi dengan lingkungan sekitar.



MERAPI: “Tak Pernah Ingkar Janji”

Terjadi erupsi besar pada tahun 1872 karena meletusnya gunung Merapi, Jawa Tengah. Hal tersebut menyebabkan kehilangan korban jiwa dalam hitungan ratusan.



RINJANI: “Negeri Sang Dewi”

Gunung Rinjani yang terletak di Lombok, NTB merupakan salah satu gunung aktif di Indonesia. Eksplorasi budaya masyarakat yang masih kental dengan kehidupan ritual dan adat Suku Sasak yang menamai gunung ini dengan “Negeri Sang Dewi”.



KELUD: “Meretas Sejarah Kelud”

Akibat letusan yang terjadi pada tahun 1990, kota Madiun yang berjarak kurang lebih 100 km dari Kelud menerima dampak hujan abu vulkanik yang menewaskan 35 orang. Gunung Kelud ini juga



KRAKATAU: “Menyingkap Rahasia Kehidupan”

Gunung yang berada setinggi 1500 km dari permukaan laut merupakan gunung yang sangat terkenal karena ledakannya yang terjadi pada 27 Agustus 1883, berhasil mengubah iklim di bumi. Tak hanya itu, suara letusannya terdengar hingga sepertiga belas permukaan bumi (benua Afrika – Australia), debu di dalam atmosfer membuat kegelapan yang luar biasa di seluruh dunia dan menjatuhkan korban sebanyak 36.000 manusia mati. Suara letusan gunung yang berada di selat Sunda ini sama saja 30.000 kali suara bom pada saat sekutu menjatuhkan bom di Hirosima. Suhu yang terjadi di sekitar kawah sebesar 550 derajat celcius. Hal tersebut membutuhkan waktu satu decade untuk menata kembali kehidupan yang normal. Pada saat terjadinya letusan, terjadi tsunami sebesar 40 meter. Letusan gunung Krakatau ini sudah diramalkan akan terjadi 14 tahun sebelum tanggal 27 Agustus 1883.
Kehidupan musnah setelah letusan dahsyat itu yang merupakan pengahancuran diri dari Krakatau itu sendiri. Setelah itu, ekosistem di sekitar gunung musnah, semua menjadi abu, tetapi enam bulan dari letusan, seorang peneliti dari luar negeri berhasil menemukan kehidupan baru. Ekosistem yang tadinya tidak ada menjadi ada. Gunung Krakatau akhirnya dinobatkan sebagai ‘Lab Alam’. Ekosistem yang tumbuh ialah adanya Laba-laba, rumput, paku-pakuan, ganggang biru dan hijau, lumut, alang-alang, gelagah dan bunga yang dibawa oleh angin.
Krakatau merupakan gunung api yang terpopuler di Indonesia pasca meletusnya di tahun 1883 itu. Ia terkenal karena letusannya yang hebat, selain itu juga karena dunia pada saat itu baru saja menemukan telegram sebagai alat komunikasi sehingga kabar tentang letusan Krakatau dapat tersebar dengan cepat dan menjadi berita hangat di berbagai koran dunia. Krakatau juga menjadi sumber inspirasi karya sastra dan para ilmuan ternama. Belakangan, ditemukan kembali Syair Lampung Karam yang merupakan kesaksian pribumi soal letusan Krakatau pada 1883 yang ditulis dnegan bahasa Melayu dan beraksara Arab.
Namun, ‘penghancuran diri’ Krakatau itu belum berakhir, ternyata muncullah Anak Krakatau dari bawah laut yang merupakan penerus dari Krakatau itu sendiri. Sampai saat ini, kita tidak tahu kapan Anak Krakatau itu akan meletus, mengelurkan tumpahan laharnya dan menggegerkan masyarakat dunia.

Perkembangan Teknologi Komunikasi: Radio



1. Apa kelebihan radio yang tidak dimiliki oleh media lain?
Kelebihan radio yang tidak di miliki oleh media lain adalah
a. Menyampaikan informasi secara serentak kepada khalayak karena sistem radio yang linier (satu arah),
b. Mempunyai kemampuan mempengaruhi imajinasi pendengarnya karena radio di sampaikan hanya menggunakan visual sehingga pendengar mempunyai “bayang-bayang” imajinasinya sendiri,
c. Jangkauan yang mampu menembus jarak ruang dan waktu,
d. Sebagai jembatan yang menghubungkan jarak fisik dengan melampaui batas-batas intelektualitas antara penyiar dengan pendengarnya,
e. Cara pendengar (komunikan) menerima, mengikuti dan menyimak informasi atau siaran radio secara santai tanpa harus meluangkan waktu khusus yang telah disampaikan oleh narasumber (komunikator),
f. Media yang banyak diketetahui sebagian besar masyarakat dari remaja, dewasa, bahkan orang tua sekalipun mereka mengenal adanya radio.
g. Radio menyajikan berbagai macam program untuk memenuhi selera pendengar baik anak kecil, remaja, dewasa, bahkan orang tua,
h. Secara garis besar program-program yang disajikan radio terdiri dari berita, program hidup yang merupan acara-acara yang berlangsung di studio, program rekaman, versi khusus radio yaitu suatu versi yang di produksi secara khusus dari program televisi, hidup atau di rekam, dan program acara telepon.
i. Radio memberikan kenyaman bagi pengendara roda empat. Ketika sedang berada di perjalanan, salah satu informasi baik itu kemacetan, mendengarkan lagu terbaru atau apapun, salah satu alat yang dapat memberikan kebutuhan tersebut adalah radio. Tidak mungkin saat bersamaan kita melihat tv sambil menyetir, itu akan membahayakan.
j. Siaran radio di suatu daerah dapat didengar di daerah lain,
k. Membangun komunitas yang akrab antar pendengarnya dan sangat interaktif.


2. Apakah radio akan mampu bertahan?
Menurut saya, radio dapat bertahan, karena radio memiliki sifat yang tidak dapat digantikan oleh media lain. Radio dapat di dengar kapanpun dan dimanapun dengan zaman canggih saat ini, radio dapat kita nikmati di handphone, smartphone, iPod, televisi bahkan dapat juga di akses melalui streaming di internet. Jangkauan radio juga cukup luas, saat ini radio mampu menerobos pelosok desa. Dengan radio juga, masyarakat dapat menerima informasi dalam negeri maupun luar negeri. Bagi pengendara roda empat yang sedang berada di jalan, dapat mengakses informasi jalan melalui radio, cukup dengan mendengarnya, pandangan kita bisa focus kepada jalanan yang ditemani dengan hiburan, musik-musik dan pembawa radio yang interaktir dengan masyarakatnya.


3. Apa yang harus di lakukan agar radio bisa bertahan?
Agar radio dapat bertahan, pihak radio harus proaktif dan memberikan pelayanan yang berkualitas kepada pendengarnya seperti pembawa acara yang interaktif, menyenangkan dan tidak membosankan. Dengan cara memahami persepsi pendengar, para pendengar akan senang mendengar radio mengenai pelayanan di stasiun radio serta menerapkan sesuai apa yang diinginkan konsumen. Kunci dari radio adalah apabila acara hiburan dan musik yang disajikan bagus dan menarik pendengar, para pendengar akan setia mendengarkan radio tersebut, jika radio tersebut banyak pendengarnya, iklan pun berdatangan yang mendatangkan keuntungan bagi perusahaan radio tersebut. Maka dari itu, stasiun radio akan mampu bertahan dan unggul dalam persaingan globalisasi saat ini dan kemudian hari.

Journalism

1. Empat teori pers (klasik)

a. Teori pers libertarian

Sistem ini sangat mendukung the free market of idea (kebebasan berpendapat). Termasuk kebebasan berekspresi melalui media massa. Teori ini memutarbalikkan posisi manusia dan Negara. Manusia tidak lagi dianggap sebagai mahluk berakal yang mampu membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Pers dianggap sebagai mitra dalam mencari kebenaran. Dalam teori Libertarian, pers bukan instrument pemerintah, melainkan sebuah alat untuk menyajikan bukti dan argumen-argumen yang akan menjadi landasan bagi orang banyak untuk mengawasi pemerintahan dan menentukan sikap terhadap kebijaksanaannya. Pers seharusnya bebas dari pengawasan dan pengaruh pemerintah agar kebenaran bisa muncul. Baik kaum minoritas maupun mayoritas, kuat maupun lemah, harus dapat menggunakan pers. Pada system ini, hubungan pers dengan pemerintahan adalah mitra kebenaran. Pers seharsunya bebas dari pengawasan dan pengaturan pemerintah.

b. Teori pers otoriterian

Sistem ini memandang kedudukan negara lebih tinggi daripada individu. Dalam konteks komunikasi, terjadi pengendalian yang ketat atas komunikasi massa. Pemerintah langsung menguasai dan mengawasi kegiatan media massa kebebasan pers sangat bergantung pada kekuasaan mutlak seorang raja. Jelas bahwa konsep pers seperti ini menghilangkan fungsi pers sebagai pengawas pelaksanaan pemerintah. Kebenaran dianggap harus diletakkan dekat dengan pusat kekuasaan yang harus didukung

c. Teori pers yang menekan tanggungjawab sosial

Teori ini diberlakukan sedemikian rupa oleh beberapa sebagian pers. Teori tanggungjawab sosial punya asumsi utama bahwa kebebasan, mengandung didalamnya suatu tanggung jawab yang sepadan dan pers yang telah menikmati kedudukan terhormat dalam pemerintahan, harus bertanggungjawab kepada masyarakat dalam menjalankan fungsi-fungsi penting komunikasi massa dalam masyarakat modern. Asal saja pers tahu tanggungjawabnya dan menjadikan itu landasan kebijaksanaan operasional mereka, maka sistem libertarian akan dapat memuaskan kebutuhan masyarakat. Jika pers tidak mau menerima tanggungjawabnya, maka harus ada badan lain dalam masyarakat yang menjalankan fungsi komunikasi massa.

d. Teori pers soviet komunis

Dalam teori Soviet, kekuasaan itu bersifat sosial, berada di orang-orang, sembunyi di lembaga-lembaga sosial dan dipancarkan dalam tindakan-tindakan masyarakat, sehingga yang berhak menggunakan media pers hanya orang-orang yang setia pada penguasa dan anggota yang ortodok. Tugas pokok pers dalam system pers komunis adalah menyokong, menyukseskan, dan menjaga kontinuitas system sosial Soviet (pemerintah partai). Fungsi pers komunis adalah memberi bimbingan secara cermat kepada masyarakat agar terbebas dari pengaruh-pengaruh luar yang dapat menjauhkan masyarakat dari cita-cita partai. Kekuasaan itu mencapai puncaknya jika digabungkan dengan semberdaya alam dan kemudahan produksi dan distribusi dan jika ia diorganisir dan diarahkan.

Sumber: Azwar, Rully Chairul. 2009. Politik Komunikasi Partai Golkar di Tiga Era. Tanpa tempat: Grasindo.

http://www.scribd.com/doc/29764222/4-teori-pers (diakses 13 Maret 2012).

http://dheroize.blogspot.com/2011/06/sejumlah-pemikiran-lain-tentang.html (diakses 13 Maret 2012).

http://gudangilmu-blooddy.blogspot.com/2010/06/teori-empat-pers.html (diakses 13 Maret 2012)

2. Perbedaan jurnalistik dan publisistik

· Jurnalistik: merujuk kepada aktifitas yang menyangkut kewartawaan. Kepandaian praktis (kepandaian mengarang yang pada pokoknya ditujukan untuk memberi kabar pad amasyarakat dengan cepat agar tersiar seluas-luasnya.

· Publisistik: ilmu jurnalistik sebagaimana yang telah diajarkan di kampus-kampus. Ilmu pernyataan antar manusia, yang merupakan kepandaian ilmiah yang mempelajari seluk beluk penyiaran berita, secara keseluruhannya, dan menyangkut segala saluran yang bukan saja media pers, melainkan juga radio, televisi dan film.

Sumber: Wibowo, Wahyu. 2007. Berani Menulis Artikel: Babak Baru Kiat Menulis Artikel untuk Media Massa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

http://islamemansipatoris.blogspot.com/2011/02/kapita-selekta-jurnalistik.html (diakses 13 Maret 2012)

3. Pengertian jurnalistik dan pers

· Secara teknis, jurnalistik adalah kegiatan menyiapkan, mencari, mengumpulkan, mengolah, menyajikan, dan menyebarkan berita melalui media berkala kepada khalayak seluas-luasnya dengam secepat-cepatnya.

· Menurut pasal 1 ayat (1) UU Pokok Pers No. 40/1999, Pers adalah lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik meliputi mencari, memperoleh, menyampaikan informasi baik dalam berupa gambar, tulisan dan suara serta data dan grafik maupun dalam bentuk lainnya dengan menggunakan media cetak, media elektronik dan segala jenis saluran yang tersedia.

Sumber: Sumadiria, AS Haris. 2005. Jurnalistik Indonesia. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

SEVEN DEADLY SINS (2)

Tujuh dosa yang mematikan dalam pers yaitu

1. Distorsi Informasi

Menambah atau mengurangi informasi, sehingga maknanya berubah.

2. Dramatisasi Fakta

Memberikan ilustrasi secara berlebihan.

3. Mengganggu "privacy"

Peliputan skandal seseorang, hingga privasinya terganggu.

4. Pembunuhan Karakter

Praktik ini umumnya dialami secara individu, kelompok atau organisasi yang diduga terlibat dalam melakukan kejahatan.

5. Eksploitasi Seks

Biasanya dilakukan dalam pemberitaan dengan menempatkan di halaman depan tulisan yang bermuatan seks.

6. Meracuni Benak

Dilakukan di dunia periklanan dengan cara menempatkan figur anak-anak.

7. Penyalahgunaan Kekuasaan

Pengontrolan pemberitaan mega massa dengan menggunakan kekuasaannya.

SEVEN DEADLY SINS


1. Sloth

Sloth (kemalasan) menjadi sebuah dosa, karena kemalasan mengakibatkan kegagalan manusia untuk mengembangkan talenta yang telah diberikan kepada dia. Walaupun kemalasan adalah dosa yang paling ringan dibandingkan dosa lainnya namun kemalasan adalah pemicu utama dosa-dosa lain yg lebih besar. Dosa kemalasan juga berhubungan dengan putus asa. Orang malas dan putus asa adalah sebuah suatu kondisi dimana seseorang gagal memanfaatkan talenta yg dimilikinya.

2. Wrath

Bahasa latin wrath (amarah) adalah ira yang dikenal juga anger or rage, amarah dapat menimbulkan sebuah penyangkalan akan kebenaran, ketidak sabaran, balas dendam dan menimbulkan suatu niat jahat untuk menghancurkan seseorang. Amarah dapat timbul akibat dari alasan yang egois, semacam kecemburuan.

3. Gluttony

Bahasa latin gluttony (kerakusan) adalah gula yang memiliki pengertian mengkonsumsi secara berlebihan hingga mencapai sebuah titik point yang sia-sia.

4. Envy

Bahasa latin envy (kecemburuan) adalah invidia yang berarti suatu kondisi akan ketidakpuasan dari sebuah keinginan.

Kecemburuan timbul akibat 2 faktor utama yaitu:

a) Kondisi ketidakmampuan untuk memiliki sebuah benda yang lebih baik. (

b) Ketidakpuasan hati kita untuk melihat seseorang yang memiliki kondisi lebih bahagia dari kita.

5. Lust

Bahasa latin lust (nafsu) adalah luxuria memiliki sebuah artian nafsu birahi. Nafsu birahi disamakan sebagai kebiasaan sex, namun hal ini termasuk ke dalam sexual addiction, fornication, adultery, bestiality, rape, perversion dan incest. (semua hal ini memiliki pengertian zinah dan perbuatan nafsu birahi lainnya).

6. Greed

Bahasa latin greed (keserakahan) adalah avaritia yang juga dikenal sebagai avarice / covetousness yang berarti hampir sama seperti nafsu dan kerakusan hanya ini lebih mengarah kepada kekayaan. Kekayaan membuat semuanya berubah, bahkan demi sesuatu yang fana kita rela menjual sesuatu yang abadi demi uang.

Termasuk didalamnya:

a) Disloyalty, Deliberate Betrayal or Treason yang mengarah kepada pengkhianatan terutama untuk memperoleh kepentingan pribadi.

b) Scavenging and Hoarding Material (Penimbunan kekayaan)

c) Theft and Robbery (Pencurian dan perampokan terutama pada penipuan, kekerasan dan penyelewengan hokum)

d) Simony (Meminta sumbangan untuk kepentingan sendiri)

7. Pride

Bahasa latin pride (kesombongan) adalah superbia yang dikenal juga hubris, yaitu dosa paling utama, ter-origin, dan paling berbahaya dari seluruh dosa yang ada termasuk sumbernya yang menciptakan dosa ini adalah iblis tingkat tertinggi. Harga diri yang tinggi seorang manusia membuat manusia menjadi sombong, kesombongan membuat mereka menjadi merasa paling benar diantara yang lain.

Kesombongan membuat manusia menjadi terkutuk dimata Tuhan. Kesombongan membuat manusia mencintai dirinya sendiri. Kesombongan merupakan puncak dari seluruh dosa yang berarti, demi harga diri apapun akan dilakukan.