Jumat, 20 April 2012

Kompas; Ekspedisi Cincin Api

Indonesia merupakan salah satu Negara yang dilingkari gunung api Asia Pasifik yang merupakan daerah berpotensi mengalami gempa bumi dan letusan gunung merapi. Indonesia memiliki 127 gunung berapi yang pada saat ini ada sekitar 22 gunung berapi yang dinyatakan aktif. Untuk itu, Kompas Group melakukan Ekspedisi Cincin Api yang berlangsung kurang lebih selama satu tahun yang dikuti oleh para jurnalis Kompas. Walaupun mereka belum mempunyai skill pendaki gunung, tetapi karena kecintaannya kepada Indonesia dan untuk menguak misteri peradaban gunung merapi di Indonesia, mereka sanggup untuk meliput tentang gunung-gunung merapi yang ada di Indonesia, dimulai dari Tambora dan berakhir di Mentawai yang tentunya selama perjalanan tersebut, mereka di dampingi oleh tim ahli di bidang masing-masing. Selain karena bentuk kecintaannya dengan tanah air, Kompas Group dan jurnalis Kompas lainnya melakukan ekspedisi tersebut dengan tujuan agar masyarakat lebih aware atau lebih waspada tentang bahayanya gunung api.

Dalam ekspedisinya tersebut, tim ekspedisi telah melalui sungai, danau, bukit, gunung, jalanan terjal, masuk ke perkampungan hingga mereka melewati Jalur Artopodo yang merupakan jalur tersulit di Semeru.

Dalam acara talkshow Ekspedisi Cincin Api di Universitas Multimeda Nusantara (Kamis, 15 Maret 2012) yang dihadiri oleh jurnalis yang berasal dari Kompas harian, Kompas dotcom, dan Kompas TV. Salah satunya adalah Amir Sodikin selaku jurnalis dari Kompas harian, mengatakan bahwa Ekspedisi Cincin Api dibuat berbeda dengan jurnalisme lainnya. Ekspedisi Cincin Api dibuat dengan menggunakan prinsip 3M, yaitu Multimedia, Multichannel, dan Multiplatfom.

"Seminar Ekspedisi Cincin Api, Kompas Group di Universitas Multimedia Nusantara"


Dalam ekspedisi perjalanan, tim Kompas Group membuat suatu inovasi terbaru di media Indonesia dengan sebutan Gambar 360 Derajat. Salah satu kameraman dari Kompas yang membuat Gambar 360 Derajat ini membagikan tips bagaimana cara mengoperasikannya.

Foto 360 derajat adalah foto yang dapat diputar penuh secara 360 derajat atau dengan kata lain kita dapat melihat foto dalam 360 derajat di sekeliling lingkungan foto.
Cara membuat: mengambil gambar di sekeliling yang ingin diabadikan dengan cara memotret tempat tersebut menggunakan kamera secara berurutan dari kiri ke kanan secara bertahap atau bisa juga dari atas ke bawah maupun sebaliknya. Cara pengambilan gambar menggunakan kamera DSLR yang ditancapkan ke tripod khusus yang bisa diputar 360 derajat sehingga kamera dapat berputar ke segala arah dengan cepat dan teratur. Untuk membuat gambar 360 derajat, kita tidak hanya mengambil satu gambar, jadi harus memerlukan banyak gambar. Setelah itu foto-foto tadi di masukkan ke dalam komputer untuk di edit di software yang sudah tersedia. Fot otersebut di gabungkan sehingga menjadi satu gambar yang melingkat. Tahap selesai dan kita dapat menikmati foto tersebut dengan menscroll atau memutar view gambar tersebut.
Contoh foto 360 derajat:

http://ekspedisi.kompas.com/cincinapi/index.php/photo360/0


Karakteristik dari setiap gunung merapi:
1. Berkaitan dengan kehidupan masyarakat.
2. Hubungan spiritual yang sangat kuat antara gunung dengan kehidupan masyarakat.
3. Pusat penelitian orang luar (dari Negara asing)
4. Lereng gunung merupakan pusat ekonomi, tanah yang subur dan kekayaan melimpah yang merupakan ‘jantung’ mata pencaharian penduduk local sekitar.



TOBA: “Toba Mengubah Dunia”

Toba yang merupakan gunung api raksasa pernah meletus dahsyat yang menyebabkan perubahan iklim dunia, terutama di Eropa kehilangan musim panas dan nyaris menamatkan seluruh umat manusia. Awan panas raksasa yang dikeluarkan nyaris menutupi bumi yang menciptakan kegelapan total selama enam tahun. Suhu bumi pun berubah hingga lima derajat celcius. Toba juga memberikan dampak dari letusannya kepada bumi yaitu suhu bumi yang meninggi selama 1000 tahun zaman es. Pada saat itu masyarakat yang dapat bertahan hidup hanya 10.000 pasangan yang mempunyai fisik yang kuat dan dapat beradaptasi dengan lingkungan sekitar.



MERAPI: “Tak Pernah Ingkar Janji”

Terjadi erupsi besar pada tahun 1872 karena meletusnya gunung Merapi, Jawa Tengah. Hal tersebut menyebabkan kehilangan korban jiwa dalam hitungan ratusan.



RINJANI: “Negeri Sang Dewi”

Gunung Rinjani yang terletak di Lombok, NTB merupakan salah satu gunung aktif di Indonesia. Eksplorasi budaya masyarakat yang masih kental dengan kehidupan ritual dan adat Suku Sasak yang menamai gunung ini dengan “Negeri Sang Dewi”.



KELUD: “Meretas Sejarah Kelud”

Akibat letusan yang terjadi pada tahun 1990, kota Madiun yang berjarak kurang lebih 100 km dari Kelud menerima dampak hujan abu vulkanik yang menewaskan 35 orang. Gunung Kelud ini juga



KRAKATAU: “Menyingkap Rahasia Kehidupan”

Gunung yang berada setinggi 1500 km dari permukaan laut merupakan gunung yang sangat terkenal karena ledakannya yang terjadi pada 27 Agustus 1883, berhasil mengubah iklim di bumi. Tak hanya itu, suara letusannya terdengar hingga sepertiga belas permukaan bumi (benua Afrika – Australia), debu di dalam atmosfer membuat kegelapan yang luar biasa di seluruh dunia dan menjatuhkan korban sebanyak 36.000 manusia mati. Suara letusan gunung yang berada di selat Sunda ini sama saja 30.000 kali suara bom pada saat sekutu menjatuhkan bom di Hirosima. Suhu yang terjadi di sekitar kawah sebesar 550 derajat celcius. Hal tersebut membutuhkan waktu satu decade untuk menata kembali kehidupan yang normal. Pada saat terjadinya letusan, terjadi tsunami sebesar 40 meter. Letusan gunung Krakatau ini sudah diramalkan akan terjadi 14 tahun sebelum tanggal 27 Agustus 1883.
Kehidupan musnah setelah letusan dahsyat itu yang merupakan pengahancuran diri dari Krakatau itu sendiri. Setelah itu, ekosistem di sekitar gunung musnah, semua menjadi abu, tetapi enam bulan dari letusan, seorang peneliti dari luar negeri berhasil menemukan kehidupan baru. Ekosistem yang tadinya tidak ada menjadi ada. Gunung Krakatau akhirnya dinobatkan sebagai ‘Lab Alam’. Ekosistem yang tumbuh ialah adanya Laba-laba, rumput, paku-pakuan, ganggang biru dan hijau, lumut, alang-alang, gelagah dan bunga yang dibawa oleh angin.
Krakatau merupakan gunung api yang terpopuler di Indonesia pasca meletusnya di tahun 1883 itu. Ia terkenal karena letusannya yang hebat, selain itu juga karena dunia pada saat itu baru saja menemukan telegram sebagai alat komunikasi sehingga kabar tentang letusan Krakatau dapat tersebar dengan cepat dan menjadi berita hangat di berbagai koran dunia. Krakatau juga menjadi sumber inspirasi karya sastra dan para ilmuan ternama. Belakangan, ditemukan kembali Syair Lampung Karam yang merupakan kesaksian pribumi soal letusan Krakatau pada 1883 yang ditulis dnegan bahasa Melayu dan beraksara Arab.
Namun, ‘penghancuran diri’ Krakatau itu belum berakhir, ternyata muncullah Anak Krakatau dari bawah laut yang merupakan penerus dari Krakatau itu sendiri. Sampai saat ini, kita tidak tahu kapan Anak Krakatau itu akan meletus, mengelurkan tumpahan laharnya dan menggegerkan masyarakat dunia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar