Jumat, 20 April 2012

Resensi Film: "State of Play" dan hubungannya dengan Sembilan Elemen Jurnalisme


Ketika media cetak terancam punah, film “State of Play” mengubah semuanya melalui genre thriller yang berbau politik. Cerita film ini diawali dengan peristiwa tewasnya seorang pencuri kelas teri sekaligus pecandu narkoba, Deshaun Stagg, yang di tembak di sebuah lorong yang mengakibatkan seorang pengantar pizza, Vernon Sando, mengalami koma karena ditembak. Keesokan harinya seorang wanita ditemukan tewas di sebuah stasiun kereta api yang diduga bunuh diri. Wanita tersebut adalah Sonia Baker, staff peneliti Stephen Collins, Anggota Kongres dari kubu Republik. Dua kejadian ini ternyata berhubungan. Seorang jurnalis, Cal McAffrey, yang merupakan sahabat dari Collins menduga kematian Sonia berkaitan dengan aktivitas yang dilakukannya selama bekerja dengan Collins, yakni investigasi terhadap sebuah kontrak proyek militer oleh sebuah perusahaan swasta bernama PointCorp. Cal pernah mempunyai hubungan asmara dengan istri Collins di masa lalu.

Cal bertemu dengan seorang gadis, Mandi Brokaw, yang ternyata kekasih Deshaun Stagg. Ia memberikan foto-foto Sonia bersama laki-laki yang tidak diketahui namanya. Di foto itu, Sonia sedang menangis. Dengan bantuan Della Frye, Cal memulai penyelidikannya untuk mencari kebenaran yang terjadi dibalik pembunuhan Sonia. Ia menempatkan Della untuk melihat kondisi Sando di rumah sakit. Tidak lama, terjadi tembakan oleh seseorang yang tidak di kenal yang mengakibatkan Sando mati. Della mencari kerabat dekat Sonia. Hal tersebut dilakukan agar mendapatkan data verifikasi yang sudah jelas, maka dari itu Della dan Cal berusaha menyelidiki siapa saja dalang dibalik kematian Sonia. Dominic Foy, pria yang ada di foto tersebut, yang bekerja sebagai PR di PointCorp. Rhonda Silver, seorang wanita hiburan, yang merupakan teman sekamar Sonia. Saat Della sedang mengamati, ia melihat kamera CCTV, seseorang yang mirip ia temui di lift rumah sakit sesaat sebelum terjadi penembakan Sando. Ia menyerahkan foto laki-laki itu kepada Cal. Cal mencari info dari ‘orang dalam’ PointCorp tentang si penembak Sando. Cal memberikan foto kepadanya. Kemudian ia mendapat nama Fred Summer. Lalu ia pergi ke sebuah apartment. Setelah diselidiki, ternyata yang menempati kamar Fred Summer adalah pria penembak itu. Cal kemudian lari dan terjadi baku tembak sebelum polisi datang. Polisi marah besar kepada Cal karena ia mengambil alih beritanya dan tidak menyerahkan kasus tersebut kepada polisi. Polisi memberitahukan bahwa Mandi Brokaw tewas, diduga bunuh diri. Cal kemudian menghubungi George Fergus, seorang Anggota Kongres. Ialah yang merekomendasikan Sonia di PointCorp.

Semakin dekat Cal pada kebenaran, semakin ragu Cal untuk melanjutkan. Ia tahu apa yang akan ia ungkap bisa menggoyahkan pilar kepemimpinan negara dan tak mustahil jiwanya akan terancam bila investigasi itu ia lanjutkan. Dilema mengejar kebenaran dan mempertahankan persahabatan menjadi salah satu persoalan. ”Sebagai seorang wartawan yang bagus, kau tak boleh memiliki sahabat; kamu hanya boleh memiliki narasumber,” kata Lynne, pemred Washington Globe, dengan nada dingin. Lynn juga meminta Cal untuk menampilkan berita yang membuat rating meningkat, tetapi Cal tidak mau karena itu bukan berita penting, tentang teman sekamar Sonia dahulu, Rhonda.

Ditengah deadline, Annie dan Stephen datang ke Washington Globe dan memberikan pengakuan. Setelah Collin memberikan pengakuan lalu ia pergi. Namun, ada kejanggalan. Di malam hari yang sama, Cal menghampiri Collin tentang kejanggalan itu. Collins mengaku bahwa ia menyuruh orang, Robert Bingham, untuk memata-matai Sonia karena tingkah laku Sonia yang berubah kepada Collin, tetapi Bingham malah membunuh Sonia. Bingham akhirnya tewas tertembak polisi setelah ia berusaha untuk membunuh Cal di parkiran. Hal tersebut membuktikan bahwa untuk mendapatkan berita ‘hebat’ butuh perjuangan keras seperti saat Cal di tembak oleh Bingham di basement apartment itu membuktikan bahwa beritanya tersebut serius dan tidak main-main juga professional.

Kejadian tersebut akhirnya diketik ulang oleh Cal dengan headline yang mengesankan tanpa adanya kejadian yang di tutup-tutupi. Berita akhirnya tersebar di koran pagi harinya dan Collin tertangkap. Cal menulis berita itu dengan hati nuraninya tanpa memilih siapa yang ia tulis, ia menulisnya dengan hati nuraninya. Berita tersebut disebarkan kepada masyarakat luas karena masyarakat berhak tahu tentang apa yang terjadi dan karena wartawan itu harus loyal kepada masyarakat walaupun ada satu pihak yang merasa di rugikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar