Jumat, 20 April 2012

Apakah tablet PC (iPad) Menjadi Pembunuh atau Penyelamat Media Cetak?

Maraknya kecanggihan teknologi menjadi salah satu alasan mengapa orang-orang memilih teknologi baru yang lebih mudah walaupun harus mengocek dompet lebih dalam. Namun, teknologi canggih seperti saat ini dapat diibaratkan seperti pisau. Di satu sisi, teknologi menjadi penyelamat kehidupan karena bisa memudahan kita dalam mengakses berita, lebih cepat mendapatkan informasi dan efisien untuk dibawa kemana-mana, tetapi di satu sisi teknologi tersebut juga membahayakan kehidupan apabila kita tidak berhati-hati menggunakannya.
Menurut pendapat saya, kecanggihan teknologi saat ini tidak dapat ‘membunuh’ adanya media cetak atau menjadi penyelamat media cetak, walaupun mungkin akan mengurangi pemakaian dalam menggunakan media cetak seperti koran, majalah dan tabloid.

Seperti yang kita ketahui, tablet PC (iPad) yang dilengkapi dengan layar sentuh, ukuran yang kecil, ringan, efisien, banyak aplikasi memadai seperti kamera, musik, video dan lainnya memang dapat ‘memanjakan’ para pecinta gadget. Kita tidak perlu lagi menunggu koran di pagi hari, tidak perlu lagi membuka halaman koran yang besar, hanya dengan sentuhan ringan kita dapat menjelajahi lebih banyak informasi daripada isi dari koran biasanya.
Dengan adanya tablet PC (iPad) dapat memudahkan kita dalam berkomunikasi, mencari informasi dimanapun dan kapanpun. Terutama dengan para remaja yang ingin menggunakan hal-hal instan. Sudah jarang sekali remaja yang mencari infromasi melalui media cetak seperti koran dan majalah. Selain terlalu rumit dengan cara membacanya, mencari bahan bacaan yang kita inginkan menjadi semakin sulit dicari.
adanya alat teknologi yang memudahkan kita dalam menjelajah dunia dalam sekali geser saja, dunia percetakan, buku-buku dan majalah akan mengalami isu-isu ‘kematian’. Bagaimana tidak, orang-orang lebih memilih kepada sesuatu yang memudahkan hidupnya, efisien, dan tingkat kegengsian tinggi yang jika kita mempunyai alat teknologi semakin canggih, maka label kekayaan yang kita miliki akan meningkat.

Di komplek perumahan saya sendiri, sudah banyak orang yang berhenti berlangganan koran karena mereka sendiri lebih prefer kepada sesuatu yang baru, canggih dan menarik. Tidak hanya tablet PC, smartphone juga berpengaruh kepada masyarakat, tetapi dampaknya tidak terlalu besar dengan hadirnya tablet PC. Dengan menggunakan tablet PC, kita dapat mendownload aplikasi koran yang kita inginkan. Kompas misalnya. Cukup dengan membayar iuran bulanan, kita bisa menikmati berita-berita terhangat yang cepat dan infromatif dalam satu bulan.
Mungkin media cetak sekarang ini sedang mengalami krisis teknologi. Sama halnya dengan kantor pos yang kehilangan eksistensinya pasca hadirnya internet dan handphone yang merajalela.
Dengan hadirnya tablet PC, merupakan tantangan bagi media cetak dalam hal informasi. Jika di bandingkan, mungkin sangat jauh perbedaannya, tetapi itu semua tidak membuat media cetak menjadi ‘mati’. Mungkin ada pergeseran dari media cetak ke tablet PC, tetapi itu tidak banyak, tetap saja media cetak seperti koran sangat dibutuhkan. Terutama untuk para orang-orang yang tidak mengerti gadget canggih, dan untuk para masyarakat menengah bawah. Tidak semua masyarakat akan mempunyai tablet PC, terutama Indonesia yang penghasilan masyarakat pertahunnya dibawah rata-rata. Perusahaan koran-koran ternama saat ini juga sudah berevolusi, tidak hanya sebagai media cetak, tetapi bisa kita akses di tablet PC, smartphone atau di laptop.
Untuk para kalangan menengah atas, tablet PC mungkin sangat dibutuhkan. Selain mudah dibawa kemana-mana, pembaca juga tidak sulit untuk membuka halaman koran yang besar. Saya sendiri tidak suka membaca koran karena sulit untuk membuka halaman per halamannya. Namun, dengan hadirnya tablet PC, saya jadi sering membaca koran elektronik, padahal dulunya saya tidak suka membaca koran. Inilah yang dinamakan media cetak diselamatkan oleh tablet PC.

Mungkin saat ini iPad yang unggul dalam urusan tablet PC. Namun, kedepannya, orang-orang akan merasa jenuh dan sangat membutuhkan media cetak dalam kehidupannya. Orang-orang akan kembali dalam kehidupannya lamanya. Bayangkan saja, ketika banyaknya provider kartu yang menawarkan paket berlangganan murah untuk iPad yang sudah digunakan oleh berjuta-juta masyarakat Indonesia, pasti nantinya akan mengalami kelambatan informasi. Seperti halnya saat ini. Banyak sekali masyarakat yang mengeluhkan “pending” karena provider terlalu sibuk dengan banyaknya peminat yang menggunakan. Jika seperti itu permasalahannya, ketika anda ingin membaca berita hangat hari ini, lalu anda mendownload atau menunggu update terbaru dari koran Kompas atau Jawapos. Dengan kecepatan teknologi 3G sekarang yang notobanenya sangat lambat, kita masih membutuhkan sekitar 30 menit atau paling cepat 15 menit untuk mendownload halaman atau e-book sebesar 400 mb, itupun jika lancar. Padahal penjual-penjual koran sekarang ini sudah banyak di tempat-tempat lingkungan dari yagn strategis sampai yang tidak stategis.

Memang sangat mudah membawa tablet PC kemanapun, tetapi sangat resiko dan merepotkan juga. Kita harus mencharge-nya ketika baterenya sudah habis. Dengan koran, kita tidak perlu mengisi ulang batere yang sudah habis, tidak perlu lagi kesulitan dalam mencari signal ketika berada di tempat terpencil. Koran saat ini sudah memasuki bagian terpencil sekalipun seperti di desa-desa.
Berita di tablet PC tidak abadi. Sewaktu-waktu halaman web dapat berubah-ubah bahkan dihapus oleh pemiliknya. Kalaupun kita ingin mengabadikan berita, kita harus mencetak ulangnya lagi dengan harga yang mahal. Dengan koran, kita tidak perlu bekerja dua kali. Tingkat kreatifitas kita juga dapat diuji degan cara memuat kliping. Bahkan, koran saat masa kemerdekaan saja sampai sekarang masih ada di museum.
Rasa dalam membaca koran dan membaca di tablet PC juga berbeda. Mata kita lebih cepat jenuh, lelah, dan pegal karena pantulan sinar yang terkadang tidak sesuai dengan lingkungan kita membaca.
Intinya, tablet PC dapat menyelamatkan media cetak dari masalah ‘kematian’ dengan cara yang berbeda dan butuh penyesuaian. Media cetak tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat, walaupun harus mengalami penurunan, tetapi media cetak tetap akan di butuhkan masyarakat.

Kompas; Ekspedisi Cincin Api

Indonesia merupakan salah satu Negara yang dilingkari gunung api Asia Pasifik yang merupakan daerah berpotensi mengalami gempa bumi dan letusan gunung merapi. Indonesia memiliki 127 gunung berapi yang pada saat ini ada sekitar 22 gunung berapi yang dinyatakan aktif. Untuk itu, Kompas Group melakukan Ekspedisi Cincin Api yang berlangsung kurang lebih selama satu tahun yang dikuti oleh para jurnalis Kompas. Walaupun mereka belum mempunyai skill pendaki gunung, tetapi karena kecintaannya kepada Indonesia dan untuk menguak misteri peradaban gunung merapi di Indonesia, mereka sanggup untuk meliput tentang gunung-gunung merapi yang ada di Indonesia, dimulai dari Tambora dan berakhir di Mentawai yang tentunya selama perjalanan tersebut, mereka di dampingi oleh tim ahli di bidang masing-masing. Selain karena bentuk kecintaannya dengan tanah air, Kompas Group dan jurnalis Kompas lainnya melakukan ekspedisi tersebut dengan tujuan agar masyarakat lebih aware atau lebih waspada tentang bahayanya gunung api.

Dalam ekspedisinya tersebut, tim ekspedisi telah melalui sungai, danau, bukit, gunung, jalanan terjal, masuk ke perkampungan hingga mereka melewati Jalur Artopodo yang merupakan jalur tersulit di Semeru.

Dalam acara talkshow Ekspedisi Cincin Api di Universitas Multimeda Nusantara (Kamis, 15 Maret 2012) yang dihadiri oleh jurnalis yang berasal dari Kompas harian, Kompas dotcom, dan Kompas TV. Salah satunya adalah Amir Sodikin selaku jurnalis dari Kompas harian, mengatakan bahwa Ekspedisi Cincin Api dibuat berbeda dengan jurnalisme lainnya. Ekspedisi Cincin Api dibuat dengan menggunakan prinsip 3M, yaitu Multimedia, Multichannel, dan Multiplatfom.

"Seminar Ekspedisi Cincin Api, Kompas Group di Universitas Multimedia Nusantara"


Dalam ekspedisi perjalanan, tim Kompas Group membuat suatu inovasi terbaru di media Indonesia dengan sebutan Gambar 360 Derajat. Salah satu kameraman dari Kompas yang membuat Gambar 360 Derajat ini membagikan tips bagaimana cara mengoperasikannya.

Foto 360 derajat adalah foto yang dapat diputar penuh secara 360 derajat atau dengan kata lain kita dapat melihat foto dalam 360 derajat di sekeliling lingkungan foto.
Cara membuat: mengambil gambar di sekeliling yang ingin diabadikan dengan cara memotret tempat tersebut menggunakan kamera secara berurutan dari kiri ke kanan secara bertahap atau bisa juga dari atas ke bawah maupun sebaliknya. Cara pengambilan gambar menggunakan kamera DSLR yang ditancapkan ke tripod khusus yang bisa diputar 360 derajat sehingga kamera dapat berputar ke segala arah dengan cepat dan teratur. Untuk membuat gambar 360 derajat, kita tidak hanya mengambil satu gambar, jadi harus memerlukan banyak gambar. Setelah itu foto-foto tadi di masukkan ke dalam komputer untuk di edit di software yang sudah tersedia. Fot otersebut di gabungkan sehingga menjadi satu gambar yang melingkat. Tahap selesai dan kita dapat menikmati foto tersebut dengan menscroll atau memutar view gambar tersebut.
Contoh foto 360 derajat:

http://ekspedisi.kompas.com/cincinapi/index.php/photo360/0


Karakteristik dari setiap gunung merapi:
1. Berkaitan dengan kehidupan masyarakat.
2. Hubungan spiritual yang sangat kuat antara gunung dengan kehidupan masyarakat.
3. Pusat penelitian orang luar (dari Negara asing)
4. Lereng gunung merupakan pusat ekonomi, tanah yang subur dan kekayaan melimpah yang merupakan ‘jantung’ mata pencaharian penduduk local sekitar.



TOBA: “Toba Mengubah Dunia”

Toba yang merupakan gunung api raksasa pernah meletus dahsyat yang menyebabkan perubahan iklim dunia, terutama di Eropa kehilangan musim panas dan nyaris menamatkan seluruh umat manusia. Awan panas raksasa yang dikeluarkan nyaris menutupi bumi yang menciptakan kegelapan total selama enam tahun. Suhu bumi pun berubah hingga lima derajat celcius. Toba juga memberikan dampak dari letusannya kepada bumi yaitu suhu bumi yang meninggi selama 1000 tahun zaman es. Pada saat itu masyarakat yang dapat bertahan hidup hanya 10.000 pasangan yang mempunyai fisik yang kuat dan dapat beradaptasi dengan lingkungan sekitar.



MERAPI: “Tak Pernah Ingkar Janji”

Terjadi erupsi besar pada tahun 1872 karena meletusnya gunung Merapi, Jawa Tengah. Hal tersebut menyebabkan kehilangan korban jiwa dalam hitungan ratusan.



RINJANI: “Negeri Sang Dewi”

Gunung Rinjani yang terletak di Lombok, NTB merupakan salah satu gunung aktif di Indonesia. Eksplorasi budaya masyarakat yang masih kental dengan kehidupan ritual dan adat Suku Sasak yang menamai gunung ini dengan “Negeri Sang Dewi”.



KELUD: “Meretas Sejarah Kelud”

Akibat letusan yang terjadi pada tahun 1990, kota Madiun yang berjarak kurang lebih 100 km dari Kelud menerima dampak hujan abu vulkanik yang menewaskan 35 orang. Gunung Kelud ini juga



KRAKATAU: “Menyingkap Rahasia Kehidupan”

Gunung yang berada setinggi 1500 km dari permukaan laut merupakan gunung yang sangat terkenal karena ledakannya yang terjadi pada 27 Agustus 1883, berhasil mengubah iklim di bumi. Tak hanya itu, suara letusannya terdengar hingga sepertiga belas permukaan bumi (benua Afrika – Australia), debu di dalam atmosfer membuat kegelapan yang luar biasa di seluruh dunia dan menjatuhkan korban sebanyak 36.000 manusia mati. Suara letusan gunung yang berada di selat Sunda ini sama saja 30.000 kali suara bom pada saat sekutu menjatuhkan bom di Hirosima. Suhu yang terjadi di sekitar kawah sebesar 550 derajat celcius. Hal tersebut membutuhkan waktu satu decade untuk menata kembali kehidupan yang normal. Pada saat terjadinya letusan, terjadi tsunami sebesar 40 meter. Letusan gunung Krakatau ini sudah diramalkan akan terjadi 14 tahun sebelum tanggal 27 Agustus 1883.
Kehidupan musnah setelah letusan dahsyat itu yang merupakan pengahancuran diri dari Krakatau itu sendiri. Setelah itu, ekosistem di sekitar gunung musnah, semua menjadi abu, tetapi enam bulan dari letusan, seorang peneliti dari luar negeri berhasil menemukan kehidupan baru. Ekosistem yang tadinya tidak ada menjadi ada. Gunung Krakatau akhirnya dinobatkan sebagai ‘Lab Alam’. Ekosistem yang tumbuh ialah adanya Laba-laba, rumput, paku-pakuan, ganggang biru dan hijau, lumut, alang-alang, gelagah dan bunga yang dibawa oleh angin.
Krakatau merupakan gunung api yang terpopuler di Indonesia pasca meletusnya di tahun 1883 itu. Ia terkenal karena letusannya yang hebat, selain itu juga karena dunia pada saat itu baru saja menemukan telegram sebagai alat komunikasi sehingga kabar tentang letusan Krakatau dapat tersebar dengan cepat dan menjadi berita hangat di berbagai koran dunia. Krakatau juga menjadi sumber inspirasi karya sastra dan para ilmuan ternama. Belakangan, ditemukan kembali Syair Lampung Karam yang merupakan kesaksian pribumi soal letusan Krakatau pada 1883 yang ditulis dnegan bahasa Melayu dan beraksara Arab.
Namun, ‘penghancuran diri’ Krakatau itu belum berakhir, ternyata muncullah Anak Krakatau dari bawah laut yang merupakan penerus dari Krakatau itu sendiri. Sampai saat ini, kita tidak tahu kapan Anak Krakatau itu akan meletus, mengelurkan tumpahan laharnya dan menggegerkan masyarakat dunia.

Perkembangan Teknologi Komunikasi: Radio



1. Apa kelebihan radio yang tidak dimiliki oleh media lain?
Kelebihan radio yang tidak di miliki oleh media lain adalah
a. Menyampaikan informasi secara serentak kepada khalayak karena sistem radio yang linier (satu arah),
b. Mempunyai kemampuan mempengaruhi imajinasi pendengarnya karena radio di sampaikan hanya menggunakan visual sehingga pendengar mempunyai “bayang-bayang” imajinasinya sendiri,
c. Jangkauan yang mampu menembus jarak ruang dan waktu,
d. Sebagai jembatan yang menghubungkan jarak fisik dengan melampaui batas-batas intelektualitas antara penyiar dengan pendengarnya,
e. Cara pendengar (komunikan) menerima, mengikuti dan menyimak informasi atau siaran radio secara santai tanpa harus meluangkan waktu khusus yang telah disampaikan oleh narasumber (komunikator),
f. Media yang banyak diketetahui sebagian besar masyarakat dari remaja, dewasa, bahkan orang tua sekalipun mereka mengenal adanya radio.
g. Radio menyajikan berbagai macam program untuk memenuhi selera pendengar baik anak kecil, remaja, dewasa, bahkan orang tua,
h. Secara garis besar program-program yang disajikan radio terdiri dari berita, program hidup yang merupan acara-acara yang berlangsung di studio, program rekaman, versi khusus radio yaitu suatu versi yang di produksi secara khusus dari program televisi, hidup atau di rekam, dan program acara telepon.
i. Radio memberikan kenyaman bagi pengendara roda empat. Ketika sedang berada di perjalanan, salah satu informasi baik itu kemacetan, mendengarkan lagu terbaru atau apapun, salah satu alat yang dapat memberikan kebutuhan tersebut adalah radio. Tidak mungkin saat bersamaan kita melihat tv sambil menyetir, itu akan membahayakan.
j. Siaran radio di suatu daerah dapat didengar di daerah lain,
k. Membangun komunitas yang akrab antar pendengarnya dan sangat interaktif.


2. Apakah radio akan mampu bertahan?
Menurut saya, radio dapat bertahan, karena radio memiliki sifat yang tidak dapat digantikan oleh media lain. Radio dapat di dengar kapanpun dan dimanapun dengan zaman canggih saat ini, radio dapat kita nikmati di handphone, smartphone, iPod, televisi bahkan dapat juga di akses melalui streaming di internet. Jangkauan radio juga cukup luas, saat ini radio mampu menerobos pelosok desa. Dengan radio juga, masyarakat dapat menerima informasi dalam negeri maupun luar negeri. Bagi pengendara roda empat yang sedang berada di jalan, dapat mengakses informasi jalan melalui radio, cukup dengan mendengarnya, pandangan kita bisa focus kepada jalanan yang ditemani dengan hiburan, musik-musik dan pembawa radio yang interaktir dengan masyarakatnya.


3. Apa yang harus di lakukan agar radio bisa bertahan?
Agar radio dapat bertahan, pihak radio harus proaktif dan memberikan pelayanan yang berkualitas kepada pendengarnya seperti pembawa acara yang interaktif, menyenangkan dan tidak membosankan. Dengan cara memahami persepsi pendengar, para pendengar akan senang mendengar radio mengenai pelayanan di stasiun radio serta menerapkan sesuai apa yang diinginkan konsumen. Kunci dari radio adalah apabila acara hiburan dan musik yang disajikan bagus dan menarik pendengar, para pendengar akan setia mendengarkan radio tersebut, jika radio tersebut banyak pendengarnya, iklan pun berdatangan yang mendatangkan keuntungan bagi perusahaan radio tersebut. Maka dari itu, stasiun radio akan mampu bertahan dan unggul dalam persaingan globalisasi saat ini dan kemudian hari.

Journalism

1. Empat teori pers (klasik)

a. Teori pers libertarian

Sistem ini sangat mendukung the free market of idea (kebebasan berpendapat). Termasuk kebebasan berekspresi melalui media massa. Teori ini memutarbalikkan posisi manusia dan Negara. Manusia tidak lagi dianggap sebagai mahluk berakal yang mampu membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Pers dianggap sebagai mitra dalam mencari kebenaran. Dalam teori Libertarian, pers bukan instrument pemerintah, melainkan sebuah alat untuk menyajikan bukti dan argumen-argumen yang akan menjadi landasan bagi orang banyak untuk mengawasi pemerintahan dan menentukan sikap terhadap kebijaksanaannya. Pers seharusnya bebas dari pengawasan dan pengaruh pemerintah agar kebenaran bisa muncul. Baik kaum minoritas maupun mayoritas, kuat maupun lemah, harus dapat menggunakan pers. Pada system ini, hubungan pers dengan pemerintahan adalah mitra kebenaran. Pers seharsunya bebas dari pengawasan dan pengaturan pemerintah.

b. Teori pers otoriterian

Sistem ini memandang kedudukan negara lebih tinggi daripada individu. Dalam konteks komunikasi, terjadi pengendalian yang ketat atas komunikasi massa. Pemerintah langsung menguasai dan mengawasi kegiatan media massa kebebasan pers sangat bergantung pada kekuasaan mutlak seorang raja. Jelas bahwa konsep pers seperti ini menghilangkan fungsi pers sebagai pengawas pelaksanaan pemerintah. Kebenaran dianggap harus diletakkan dekat dengan pusat kekuasaan yang harus didukung

c. Teori pers yang menekan tanggungjawab sosial

Teori ini diberlakukan sedemikian rupa oleh beberapa sebagian pers. Teori tanggungjawab sosial punya asumsi utama bahwa kebebasan, mengandung didalamnya suatu tanggung jawab yang sepadan dan pers yang telah menikmati kedudukan terhormat dalam pemerintahan, harus bertanggungjawab kepada masyarakat dalam menjalankan fungsi-fungsi penting komunikasi massa dalam masyarakat modern. Asal saja pers tahu tanggungjawabnya dan menjadikan itu landasan kebijaksanaan operasional mereka, maka sistem libertarian akan dapat memuaskan kebutuhan masyarakat. Jika pers tidak mau menerima tanggungjawabnya, maka harus ada badan lain dalam masyarakat yang menjalankan fungsi komunikasi massa.

d. Teori pers soviet komunis

Dalam teori Soviet, kekuasaan itu bersifat sosial, berada di orang-orang, sembunyi di lembaga-lembaga sosial dan dipancarkan dalam tindakan-tindakan masyarakat, sehingga yang berhak menggunakan media pers hanya orang-orang yang setia pada penguasa dan anggota yang ortodok. Tugas pokok pers dalam system pers komunis adalah menyokong, menyukseskan, dan menjaga kontinuitas system sosial Soviet (pemerintah partai). Fungsi pers komunis adalah memberi bimbingan secara cermat kepada masyarakat agar terbebas dari pengaruh-pengaruh luar yang dapat menjauhkan masyarakat dari cita-cita partai. Kekuasaan itu mencapai puncaknya jika digabungkan dengan semberdaya alam dan kemudahan produksi dan distribusi dan jika ia diorganisir dan diarahkan.

Sumber: Azwar, Rully Chairul. 2009. Politik Komunikasi Partai Golkar di Tiga Era. Tanpa tempat: Grasindo.

http://www.scribd.com/doc/29764222/4-teori-pers (diakses 13 Maret 2012).

http://dheroize.blogspot.com/2011/06/sejumlah-pemikiran-lain-tentang.html (diakses 13 Maret 2012).

http://gudangilmu-blooddy.blogspot.com/2010/06/teori-empat-pers.html (diakses 13 Maret 2012)

2. Perbedaan jurnalistik dan publisistik

· Jurnalistik: merujuk kepada aktifitas yang menyangkut kewartawaan. Kepandaian praktis (kepandaian mengarang yang pada pokoknya ditujukan untuk memberi kabar pad amasyarakat dengan cepat agar tersiar seluas-luasnya.

· Publisistik: ilmu jurnalistik sebagaimana yang telah diajarkan di kampus-kampus. Ilmu pernyataan antar manusia, yang merupakan kepandaian ilmiah yang mempelajari seluk beluk penyiaran berita, secara keseluruhannya, dan menyangkut segala saluran yang bukan saja media pers, melainkan juga radio, televisi dan film.

Sumber: Wibowo, Wahyu. 2007. Berani Menulis Artikel: Babak Baru Kiat Menulis Artikel untuk Media Massa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

http://islamemansipatoris.blogspot.com/2011/02/kapita-selekta-jurnalistik.html (diakses 13 Maret 2012)

3. Pengertian jurnalistik dan pers

· Secara teknis, jurnalistik adalah kegiatan menyiapkan, mencari, mengumpulkan, mengolah, menyajikan, dan menyebarkan berita melalui media berkala kepada khalayak seluas-luasnya dengam secepat-cepatnya.

· Menurut pasal 1 ayat (1) UU Pokok Pers No. 40/1999, Pers adalah lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik meliputi mencari, memperoleh, menyampaikan informasi baik dalam berupa gambar, tulisan dan suara serta data dan grafik maupun dalam bentuk lainnya dengan menggunakan media cetak, media elektronik dan segala jenis saluran yang tersedia.

Sumber: Sumadiria, AS Haris. 2005. Jurnalistik Indonesia. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

SEVEN DEADLY SINS (2)

Tujuh dosa yang mematikan dalam pers yaitu

1. Distorsi Informasi

Menambah atau mengurangi informasi, sehingga maknanya berubah.

2. Dramatisasi Fakta

Memberikan ilustrasi secara berlebihan.

3. Mengganggu "privacy"

Peliputan skandal seseorang, hingga privasinya terganggu.

4. Pembunuhan Karakter

Praktik ini umumnya dialami secara individu, kelompok atau organisasi yang diduga terlibat dalam melakukan kejahatan.

5. Eksploitasi Seks

Biasanya dilakukan dalam pemberitaan dengan menempatkan di halaman depan tulisan yang bermuatan seks.

6. Meracuni Benak

Dilakukan di dunia periklanan dengan cara menempatkan figur anak-anak.

7. Penyalahgunaan Kekuasaan

Pengontrolan pemberitaan mega massa dengan menggunakan kekuasaannya.

SEVEN DEADLY SINS


1. Sloth

Sloth (kemalasan) menjadi sebuah dosa, karena kemalasan mengakibatkan kegagalan manusia untuk mengembangkan talenta yang telah diberikan kepada dia. Walaupun kemalasan adalah dosa yang paling ringan dibandingkan dosa lainnya namun kemalasan adalah pemicu utama dosa-dosa lain yg lebih besar. Dosa kemalasan juga berhubungan dengan putus asa. Orang malas dan putus asa adalah sebuah suatu kondisi dimana seseorang gagal memanfaatkan talenta yg dimilikinya.

2. Wrath

Bahasa latin wrath (amarah) adalah ira yang dikenal juga anger or rage, amarah dapat menimbulkan sebuah penyangkalan akan kebenaran, ketidak sabaran, balas dendam dan menimbulkan suatu niat jahat untuk menghancurkan seseorang. Amarah dapat timbul akibat dari alasan yang egois, semacam kecemburuan.

3. Gluttony

Bahasa latin gluttony (kerakusan) adalah gula yang memiliki pengertian mengkonsumsi secara berlebihan hingga mencapai sebuah titik point yang sia-sia.

4. Envy

Bahasa latin envy (kecemburuan) adalah invidia yang berarti suatu kondisi akan ketidakpuasan dari sebuah keinginan.

Kecemburuan timbul akibat 2 faktor utama yaitu:

a) Kondisi ketidakmampuan untuk memiliki sebuah benda yang lebih baik. (

b) Ketidakpuasan hati kita untuk melihat seseorang yang memiliki kondisi lebih bahagia dari kita.

5. Lust

Bahasa latin lust (nafsu) adalah luxuria memiliki sebuah artian nafsu birahi. Nafsu birahi disamakan sebagai kebiasaan sex, namun hal ini termasuk ke dalam sexual addiction, fornication, adultery, bestiality, rape, perversion dan incest. (semua hal ini memiliki pengertian zinah dan perbuatan nafsu birahi lainnya).

6. Greed

Bahasa latin greed (keserakahan) adalah avaritia yang juga dikenal sebagai avarice / covetousness yang berarti hampir sama seperti nafsu dan kerakusan hanya ini lebih mengarah kepada kekayaan. Kekayaan membuat semuanya berubah, bahkan demi sesuatu yang fana kita rela menjual sesuatu yang abadi demi uang.

Termasuk didalamnya:

a) Disloyalty, Deliberate Betrayal or Treason yang mengarah kepada pengkhianatan terutama untuk memperoleh kepentingan pribadi.

b) Scavenging and Hoarding Material (Penimbunan kekayaan)

c) Theft and Robbery (Pencurian dan perampokan terutama pada penipuan, kekerasan dan penyelewengan hokum)

d) Simony (Meminta sumbangan untuk kepentingan sendiri)

7. Pride

Bahasa latin pride (kesombongan) adalah superbia yang dikenal juga hubris, yaitu dosa paling utama, ter-origin, dan paling berbahaya dari seluruh dosa yang ada termasuk sumbernya yang menciptakan dosa ini adalah iblis tingkat tertinggi. Harga diri yang tinggi seorang manusia membuat manusia menjadi sombong, kesombongan membuat mereka menjadi merasa paling benar diantara yang lain.

Kesombongan membuat manusia menjadi terkutuk dimata Tuhan. Kesombongan membuat manusia mencintai dirinya sendiri. Kesombongan merupakan puncak dari seluruh dosa yang berarti, demi harga diri apapun akan dilakukan.

Loyalitas Utama Jurnalisme adalah Pada Warga Negara

Organisasi pemberitaan dituntut melayani berbagai kepentingan konstituennya, seperi lembaga komunitas, kelompok kepentingan lokal, perusahaan induk, pemilik saham, pengiklan, dan banyak kepentingan lain. Semua itu harus dipertimbangkan oleh organisasi pemberitaan yang sukses. Namun, kesetiaan pertama harus diberikan kepada warga negara (citizens). Sekadar menyebut, bahwa wartawan wajib mencari kebenaran tidaklah cukup. Elemen kedua yang mutlak perlu dan mendukung elemen pertama adalah komitmen dan loyalitas wartawan terhadap siapa. “Loyalitas pertama jurnalisme adalah kepada warga.” yang artinya bahwa wartawan tidak menaruh loyalitas utama kepada bosnya, pemilik media, pemimpin redaksinya, atau pemerintah. Kesetiaan kepada warga ini adalah makna dari yang kita sebut sebagai independensi jurnalisme. Independensi adalah bebas dari semua kewajiban, kecuali kesetiaan terhadap kepentingan publik. Jadi, jurnalis yang mengumpulkan berita tidak sama dengan karyawan perusahaan biasa, yang harus mendahulukan kepentingan majikannya. Jurnalis memiliki kewajiban sosial, yang dapat mengalahkan kepentingan langsung majikannya pada waktu-waktu tertentu, dan kewajiban ini justru adalah sumber keberhasilan finansial majikan mereka.

Sebagai wartawan seharusnya bertanya pada diri sendiri, “Kepada siapa wartawan harus menempatkan loyalitasnya? Pada perusahaannya? Pada pembacanya? Atau pada masyarakat?” Pertanyaan itu penting karena sejak 1980-an banyak wartawan Amerika yang berubah jadi orang bisnis. Sebuah survei menemukan separuh wartawan Amerika menghabiskan setidaknya sepertiga waktu mereka buat urusan manajemen ketimbang jurnalisme. Ini memprihatinkan karena wartawan punya tanggungjawab sosial yang tak jarang bisa melangkahi kepentingan perusahaan di mana mereka bekerja. Walaupun demikian, tanggungjawab itu sekaligus adalah sumber dari keberhasilan perusahaan mereka. Perusahaan media yang mendahulukan kepentingan masyarakat justru lebih menguntungkan ketimbang yang hanya mementingkan bisnisnya sendiri.

Jika dilihat dari elemen yang kedua ini jelasa bahwa loyalitas wartawan seharusnya berujung pada publik, sebagai pembaca dari apa yang kita beritakan. Seharusnya dalam proses pemberitaan dari mulai mencari berita dan narasumber, wartawan tidak boleh dipengaruhi oleh apapun dan siapapun selain oleh semangat kebenaran dan loyalitas pada publik. Soal perusahaan yang mencari keuntungan itu seharusnya bukan bagian dari apa yang harus dipikirkan oleh wartawan dalam memberitakan sesuatu. Seharusnya, yang selalu diingat adalah bagaimana membuat suatu berita yang menarik bagi pembaca yang menjunjung kebenaran, dan juga bagaimana bertanggung jawab pada publik jika berita yang dibuat hanya fiktif, padahal sudah jelas yang akan membaca suatu media bukan hanya sekelompok orang, tetapi semua orang di negara ini bahkan di seluruh dunia. Sesuatu yang sangat berat yang harus dilakukan wartawan. Belum lagi harus bertanggung jawab terhadap narasumber yang merasa dirugikan atas pemberitaan tersebut, mungkin karena tidak pernah memberi keterangan seperti yang diberitakan oleh wartawan tersebut. Sebagai contoh:

1. Seperti yang telah dilakukan oleh wartawan “Jawa Pos” yang mengaku mewawancarai dengan Wan Nooraini Jusoh, istri dari almarhum doctor Azahari. Namun, dalam kenyataannya, Wan Nooraini Jusoh menderita kanker tenggorokan yang tentunya jelas tidak bisa berbicara. Belum lagi dengan wartawan lainnya yang tidak bisa mewawancarai istri Doktor Azahari ini, jadi jelas hal ini hanya hasil kreatifitas image dari wartawan Jawa Pos. Mungkin awal dari pemberitaan yang dilakukan oleh Jawa Pos adalah untuk menaikkan citra perusahaan, yang mungkin ingin mendapatkan keuntungan. Walaupun pada akhirnya pihak Jawa Pos mengklarifikasi berita tersebut dengan dalih hal ini tidak hanya terjadi saat ini saja, tetapi pernah terjadi pada media lain. Sungguh suatu hal yang aneh, padahal untuk mendapatkan sebuah keuntungan, perusahaan media tidak harus melakukan hal tersebut.

2. Pada 1893 seorang pengusaha membeli harian “The New York Times”. Adolph Ochs percaya bahwa penduduk New York capek dan tak puas dengan ‘surat kabar-surat kabar kuning’ yang kebanyakan isinya sensasional. Ochs hendak menyajikan surat kabar yang serius, mengutamakan kepentingan publik dan menulis, “… to give the news impartiality, without fear or favor, regardless of party, sect or interests involved”. Pada 1933 Eugene Meyer membeli harian “The Washington Post” dan menyatakan di halaman surat kabar itu, “Dalam rangka menyajikan kebenaran, surat kabar ini (The Washington Post) akan mengorbankan keuntungan materialnya demi kepentingan masyarakat”. Prinsip Ochs dan Meyer terbukti benar. Dua harian itu menjadi institusi publik yang prestisius sekaligus bisnis yang menguntungkan.

Dari contoh dua kasus tersebut terlihat jelas mana yang menguntungkan. Media yang jujur, yang lebih mementingkan kepentingan publik lebih menguntungkan perusahaan tersebut. Tidak hanya soal prestisius, tapi soal finansial juga menjadi lebih baik. Kepercayaan yang diberikan publik pada media jangan sampai hilang akibat satu berita bohong dari oknum wartawan. Seperti yang terjadi pada Jawa Pos, mungkin sekarang kita akan lebih berhati-hati memilih media mana yang dapat memberikan kebenaran terhadap suatu kasus. Padahal untuk memberikan suatu berita yang benar-benar terjadi, tidak terlalu sulit. Hanya langkah-langkah sederhana yang harus dilakukan oleh wartawan seperti liputan, penelusuran sumber berita, wawancara, dan memilih sumber yang kompeten terhadap kasus yang diangkat. Langkah-langkah sederhana itu tentunya akan menghindarkan kita dari kebohongan publik. Kita sebagai wartawan dan media seharusnya menyadari arti dari peribahasa akibat nila setitik rusak susu sebelanga. Akibat satu kesalahan tercemarlah nama baik perusahaan.

Resensi Film: "State of Play" dan hubungannya dengan Sembilan Elemen Jurnalisme


Ketika media cetak terancam punah, film “State of Play” mengubah semuanya melalui genre thriller yang berbau politik. Cerita film ini diawali dengan peristiwa tewasnya seorang pencuri kelas teri sekaligus pecandu narkoba, Deshaun Stagg, yang di tembak di sebuah lorong yang mengakibatkan seorang pengantar pizza, Vernon Sando, mengalami koma karena ditembak. Keesokan harinya seorang wanita ditemukan tewas di sebuah stasiun kereta api yang diduga bunuh diri. Wanita tersebut adalah Sonia Baker, staff peneliti Stephen Collins, Anggota Kongres dari kubu Republik. Dua kejadian ini ternyata berhubungan. Seorang jurnalis, Cal McAffrey, yang merupakan sahabat dari Collins menduga kematian Sonia berkaitan dengan aktivitas yang dilakukannya selama bekerja dengan Collins, yakni investigasi terhadap sebuah kontrak proyek militer oleh sebuah perusahaan swasta bernama PointCorp. Cal pernah mempunyai hubungan asmara dengan istri Collins di masa lalu.

Cal bertemu dengan seorang gadis, Mandi Brokaw, yang ternyata kekasih Deshaun Stagg. Ia memberikan foto-foto Sonia bersama laki-laki yang tidak diketahui namanya. Di foto itu, Sonia sedang menangis. Dengan bantuan Della Frye, Cal memulai penyelidikannya untuk mencari kebenaran yang terjadi dibalik pembunuhan Sonia. Ia menempatkan Della untuk melihat kondisi Sando di rumah sakit. Tidak lama, terjadi tembakan oleh seseorang yang tidak di kenal yang mengakibatkan Sando mati. Della mencari kerabat dekat Sonia. Hal tersebut dilakukan agar mendapatkan data verifikasi yang sudah jelas, maka dari itu Della dan Cal berusaha menyelidiki siapa saja dalang dibalik kematian Sonia. Dominic Foy, pria yang ada di foto tersebut, yang bekerja sebagai PR di PointCorp. Rhonda Silver, seorang wanita hiburan, yang merupakan teman sekamar Sonia. Saat Della sedang mengamati, ia melihat kamera CCTV, seseorang yang mirip ia temui di lift rumah sakit sesaat sebelum terjadi penembakan Sando. Ia menyerahkan foto laki-laki itu kepada Cal. Cal mencari info dari ‘orang dalam’ PointCorp tentang si penembak Sando. Cal memberikan foto kepadanya. Kemudian ia mendapat nama Fred Summer. Lalu ia pergi ke sebuah apartment. Setelah diselidiki, ternyata yang menempati kamar Fred Summer adalah pria penembak itu. Cal kemudian lari dan terjadi baku tembak sebelum polisi datang. Polisi marah besar kepada Cal karena ia mengambil alih beritanya dan tidak menyerahkan kasus tersebut kepada polisi. Polisi memberitahukan bahwa Mandi Brokaw tewas, diduga bunuh diri. Cal kemudian menghubungi George Fergus, seorang Anggota Kongres. Ialah yang merekomendasikan Sonia di PointCorp.

Semakin dekat Cal pada kebenaran, semakin ragu Cal untuk melanjutkan. Ia tahu apa yang akan ia ungkap bisa menggoyahkan pilar kepemimpinan negara dan tak mustahil jiwanya akan terancam bila investigasi itu ia lanjutkan. Dilema mengejar kebenaran dan mempertahankan persahabatan menjadi salah satu persoalan. ”Sebagai seorang wartawan yang bagus, kau tak boleh memiliki sahabat; kamu hanya boleh memiliki narasumber,” kata Lynne, pemred Washington Globe, dengan nada dingin. Lynn juga meminta Cal untuk menampilkan berita yang membuat rating meningkat, tetapi Cal tidak mau karena itu bukan berita penting, tentang teman sekamar Sonia dahulu, Rhonda.

Ditengah deadline, Annie dan Stephen datang ke Washington Globe dan memberikan pengakuan. Setelah Collin memberikan pengakuan lalu ia pergi. Namun, ada kejanggalan. Di malam hari yang sama, Cal menghampiri Collin tentang kejanggalan itu. Collins mengaku bahwa ia menyuruh orang, Robert Bingham, untuk memata-matai Sonia karena tingkah laku Sonia yang berubah kepada Collin, tetapi Bingham malah membunuh Sonia. Bingham akhirnya tewas tertembak polisi setelah ia berusaha untuk membunuh Cal di parkiran. Hal tersebut membuktikan bahwa untuk mendapatkan berita ‘hebat’ butuh perjuangan keras seperti saat Cal di tembak oleh Bingham di basement apartment itu membuktikan bahwa beritanya tersebut serius dan tidak main-main juga professional.

Kejadian tersebut akhirnya diketik ulang oleh Cal dengan headline yang mengesankan tanpa adanya kejadian yang di tutup-tutupi. Berita akhirnya tersebar di koran pagi harinya dan Collin tertangkap. Cal menulis berita itu dengan hati nuraninya tanpa memilih siapa yang ia tulis, ia menulisnya dengan hati nuraninya. Berita tersebut disebarkan kepada masyarakat luas karena masyarakat berhak tahu tentang apa yang terjadi dan karena wartawan itu harus loyal kepada masyarakat walaupun ada satu pihak yang merasa di rugikan.